BAGIAN 2
MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI
Percaya diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai
kebutuhan sendiri. Seseorang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan berfikir dan
berperasaan sehingga seseorang yang mempunyai kebebasan berfikir dan
berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri.
Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun rasa percaya diri
dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Kelebihan yang ada didalam diri seseorang harus
dikembangkan dan dimanfaatkan agar menjadi produktif dan berguna bagi orang
lain (Hakim, 2002).
Percaya diri (confidence) merupakan dasar dari motivasi diri untuk berhasil. Agar termotivasi seseorang harus percaya diri. Seseorang yang mendapatkan ketenangan dan kepercayaan diri haruslah menginginkan dan termotivasi dirinya. Banyak orang yang mengalami kekurangan tetapi bangkit melampaui kekurangan sehingga benar benar mengalahkan kemalangan dengan mempunyai kepercayaan diri dan motivasi untuk terus tumbuh serta mengubah masalah menjadi tantangan.
Percaya diri (confidence) merupakan dasar dari motivasi diri untuk berhasil. Agar termotivasi seseorang harus percaya diri. Seseorang yang mendapatkan ketenangan dan kepercayaan diri haruslah menginginkan dan termotivasi dirinya. Banyak orang yang mengalami kekurangan tetapi bangkit melampaui kekurangan sehingga benar benar mengalahkan kemalangan dengan mempunyai kepercayaan diri dan motivasi untuk terus tumbuh serta mengubah masalah menjadi tantangan.
Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan
pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam
melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk
kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan
kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Sedangkan kepercayaan diri adalah
sikap positif seorang induvidu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan
penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau
situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti induvidu tersebut mampu dan
kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi
sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan induvidu
terseburt dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya
bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta
harapan yang realistik terhadap diri sendiri.
Menurut Thursan Hakim (2002) rasa percaya diri tidak muncul begitu saja
pada diri seseorang ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah
pembentukan rasa percaya diri.
Terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses:
a) Terbentuknya kepribadian yang baik
sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan kelebihan tertentu.
b) Pemahaman seseorang terhadap
kelebihan kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa
berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan kelebihannya.
c) Pemahaman dan reaksi positif
seseorang terhadap kelemahan kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan
rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri.
d) Pengalaman didalam menjalani berbagai
aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.
Diri Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
a) Faktor internal, meliputi:
1. Konsep diri. Terbentuknya keperayaan
diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh
dalam pergaulan suatu kelompok. Menurut Centi (1995),
konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai
rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang
mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
2. Harga diri. Meadow (dalam Kusuma, 2005 ) Harga diri yaitu
penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri
tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah
mengadakan hubungan dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri
tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa
usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan
tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang
percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam
pergaulan.
3. Kondisi fisik. Perubahan kondisi
fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Anthony (1992) mengatakan
penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri
seseorang. Lauster (1997) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik dapat
menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.
4. Pengalaman hidup. Lauster (1997)
mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan
adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih
jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan
kurang perhatian.
b) Faktor eksternal meliputi:
1. Pendidikan. Pendidikan mempengaruhi
kepercayaan diri seseorang. Anthony (1992) lebih
lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat
individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang
pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu
bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan
hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi
dari sudut kenyataan.
2. Pekerjaan. Rogers (dalam Kusuma,2005) mengemukakan bahwa
bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya
diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan
melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di
dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.
3. Lingkungan dan Pengalaman hidup.
Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang
baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling
berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi.
Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan
diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang (Centi, 1995).
Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri (Drajat, 1995).
Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri (Drajat, 1995).
Namun
dalam kaitan dengan kepercayaan diri sebagai suatu bangsa, suatu masyarakat,
maka generasi muda Aceh disamping harus memiliki apa yang telah diuraikan
diatas, juga harus memiliki pengetahuan yang jelas tentang Aceh, keyakinan yang
kuat dan mantap tentang kelebihan dan kekurangannya serta potensi Aceh untuk
dikembangkan sebagai suatu bangsa yang bermartabat dan mampu berdiri sejajar
dengan suku bangsa lainnya di Indonesia.
Oleh
karenanya bertitik tolak dari hal tersebut, maka masa lalu Aceh mulai dari masa
Kerajaan, Masa perang Kolonial Belanda, Masa Perjuangan Kemerdekaan juga
menjadi dasar-dasar untuk menumbuh kebangkan kepercayaan diri yang baik, tentu
dengan tidak hanya memperhatikan atau membangga-banggakan kelebihannya saja
tapi juga berbagai kelemahan dan kesalahan yang terjadi pada masa itu sebagai
kajian untuk dapat menjadi pelajaran yang tidak akan terulang kembali, atau
dapat menjadi kajian untuk lebih meningkatkan diri, memperbaiki kesalahan masa
lalu agar menjadi tindakan yang terpuji dimasa kini dan akan datang.
0 comments:
Post a Comment