This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Telling stories and joking with children in refugee camps

Kak Ubit when gathering activities with children in refugee camps - he talked and exchanged experiences with their

Telling stories and joking with children in refugee camps

Kak Ubit when gathering activities with children in refugee camps - he talked and exchanged experiences with their

Storytelling on the Beach

Kak Ubit when bringing children to the seaside recreation also not miss the opportunity to talk with them

Story Teller

While visiting the school, Kak Ubit not miss the opportunity to talk and joke with children

Story Teller

There is always a small gift for children achievers

Story Teller

There is always a small gift for children achievers

Monday, April 13, 2015

Bantulah saat dibutuhkan - Jangan Tunggu NANTI

Ayo kunjungi situs crowdfunding berikut untuk membantu anak kurang mampu https://kitabisa.com/BimbelAnakAceh

Saturday, April 11, 2015

ACEH (BAGIAN 3 MOMENT MASA LALU UNTUK MEMBANGUN MASA DEPAN )

Walaupun dalam bagian 1 Negativisme saya menyatakan bahwa kita jangan hanya membangga-banggakan masa lalu namun bukan berarti kita harus melupakan masa lalu Aceh baik masa ke jayaannya maupun masa yang penuh penderitaan, dan berangkat dari masa lalu inilah kita akan membangun masa depan Aceh sebagai suatu bangsa yang bermartabat dan mampu berdiri sejajar dengan suku bangsa lainnya di Indonesia bahkan bangsa-bangsa lainnya didunia.

Masa Kesultanan Iskandar Muda 
Sultan Iskandar Muda adalah putra dari Puteri Raja Indra Bangsa, keturunan keluarga Raja Darul Kamal dan ayahnya adalah Sultan Alauddin Mansur Syah yang merupakan putra Sultan Abdul Jalil bin Sultan 'Alaiddin Ri'ayat Syah Al-Kahhar.
Besar dalam lingkungan istana, ketika telah cukup umur Iskandar Muda dikirim ayahnya untuk belajar pada Teungku Di Bitai, salah seorang ulama dari Baitul Mukadis pakal ilmu falak dan ilmu firasat.
Iskandar muda mempelajari ilmu nahu dari beliau. Selanjutnya ayah Iskandar Muda mulai menerima banyak ulama terkenal dari Mekah dan dari Gujarat.
Di antaranya adalah tiga orang yang sangat berpengaruh dalam intelektual Iskandar Muda, yaitu Syekh Abdul Khair Ibnu Hajar, Sekh Muhammad Jamani dari Mekah dan  Sekh Muhammad Djailani bin Hasan Ar-Raniry dari Gujarat.
Dinobatkan pada tanggal 29 Juni 1606, Sultan Iskandar Muda memberikan tatanan baru dalam kerajaannya. Beliau mengangkat pimpinan adat untuk tiap suku dan menyusun tata negara sekaligus qanun yang menjadi tuntunan penyelenggaraan kerajaan dan hubungan antara raja dan rakyat.
Selama 30 tahun masa pemerintahannya (1606 - 1636 SM) Sultan Iskandar Muda telah membawa Kerajaan Aceh Darussalam dalam kejayaan. Saat itu, kerajaan ini telah menjadi kerajaan Islam kelima terbesar di dunia setelah kerajaan Islam Maroko, Isfahan, Persia dan Agra.
Seluruh wilayah semenanjung Melayu telah disatukan di bawah kerajaannya dan secara ekonomi kerajaan Aceh Darussalam telah memiliki hubungan diplomasi perdagangan yang baik secara internasional.
Rakyat Aceh pun mengalami kemakmuran dengan pengaturan yang mencakup seluruh aspek kehidupan, yang dibuat oleh Iskandar Muda.
Dalam karya-karya penulis asing dan Indonesia tentang sejarah Aceh disebutkan bahwa Sultan Iskandar Muda merupakan sultan yang paling besar dan masyhur dalam deretan nama-nama sultan yang memerintah di Kesultanan Aceh. Di bawah pemerintahan sultan ini, Kesultanan Aceh dapat mencapai puncak kejayaannya dalam bidang hukum, politik, kemiliteran, ekonomi, agama, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya.
Dalam Bustanus Salatin karya Nuruddin ar-Raniri disebutkan bahwa Sultan Iskandar Muda sangat giat mengembangkan agama Islam di Kesultanan Aceh. Di setiap daerah diperintahkan mendirikan mesjid sebagai tempat Ibadah.  Selanjutnya, Bustanus Salatin juga memberikan gambaran  bahwa sultan adalah seorang yang shaleh dan taat beragama Islam. Ia selalu menganjurkan kepada rakyatnya supaya memeluk dan melaksanakan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh dan sempurna.
Bermacam peraturan dikeluarkan untuk mencegah orang melanggar ajaran agama, seperti melarang orang berjudi dan minum-minuman keras. Selain itu, Iskandar Muda juga disebut sebagai sultan yang sangat pemurah. Setiap kali pergi shalat Jumat, ia tidak lupa membawa bermacam hadiah dan sedekah untuk diberikan kepada fakir miskin. Selain itu, Sultan Iskandar Muda juga berhasil membuat ketetapan-ketetapan tentang tata cara yang berlaku di Kerajaan Aceh dan mengenai penggunaan stempel kerajaan yang dinamakan cab siekureuengatau stempel halilintar. Kumpulan ketetapan itu kemudian disebut dengan nama Adat Meukuta Alam.
Dengan demikian, budaya Aceh merupakan aspek peradaban yang tidak identik dalam pemahaman budaya pada umumnya, karena segmen-segmen integritas bangunan budaya juga bersumber dari nilai-nilai agama atau syariat yang menjiwai kreasi budayanya.  Roh Islami itu telah menjiwai dan menghidupkan budaya Aceh sehingga melahirkan nilai-nilai filosofis yang akhirnya menjadi patron landasan budaya ideal dalam bentuk narit maja, “Adat Bak Po Teumeureuhom, Hukom Bak Syiah Kuala, Qanun Bak Putroe Phang, Reusam Bak Lakseumana”. Po Teumeureuhom, lambang pemegang kekuasaan. Syiah Kuala, lambang hukum syariat atau agama dari ulama. Qanun, perundang-undangan yang benilai agama dan adat. Reusam merupakan tatanan protokuler atau seremonial adat istiadat dari ahli-ahli atau pemangku adat. Pengembangan nilai-nilai tatanan tersebut mengacu kepada sumber asas, yaitu “hukom ngon adat lagee zat ngon Sifeut “
Suatu peristiwa yang mengharukan dan menggetarkan setiap jiwa, ketika Sultan Iskandar Muda mengeksekusi mati anaknya sendiri (Meurah Pupok) sesuai dengan vonis pengadilan. Semua pembesar kerajaan pada waktu itu terdiam karena tidak berani membantah keputusan sultan. Menteri kehakiman yang bergelar Sri Raja Panglima Wazir berusaha membujuk, tetapi sultan tetap pada keputusannya. Sultan sendiri dengan tegas mengatakan apabila tidak ada seorang pun yang mau melakukan hukuman ini maka ia sendiri yang akan melakukannya. Sultan Iskandar Muda mengatakan, ”aku akan menerapkan hukum kepada Putra Mahkota yang seberat-beratnya. Dengan tanganku sendiri akan kupenggal leher putraku karena telah melanggar hukum dan adat negeri ini.” Dari peristiwa inilah muncul ungkapan masyhur: mate aneuk mupat jeurat, gadoh adat pat tamita (’mati anak jelas kuburannya, hilang adat (hukum) ke mana hendak dicari’), maksudnya menegakkan hukum yang adil tanpa pilih tebang.
Perilaku Adil
Sebagai masyarakat muslim, orang Aceh selalu mengaitkan keadilan dengan ajaran Islam yang mereka yakini. Menurut ajaran Islam, keadilan atau bersikap dan berbuat adil, sejauhmana seseorang mampu menerapkan semua nilai dan norma-norma yang ada dalam ajaran wahyu atau konsistensi seseorang dengan nilai wahyu dalam kehidupannya sehari-hari. Wahyu merupakan sumber kebenaran yang mutlak, keadilan yang diartikan di dalamnya merupakan keadilan yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu, konsep keadilan yang dijalankan oleh sultan Aceh tersebut tidak terlepas dari pengaruh nilai agama yang  menganjurkan manusia berbuat adil. Untuk itu, muncul ungkapan dalam masyarakat Aceh, raja ade raja disembah, raja lalem raja disanggah (‘raja adil raja disembah, raja zalim raja dibantah’).
Perihal keadilan suatu yang didambakan oleh umat manusia sepanjang masa. Keadilan merupakan tuntutan setiap orang. Keadilan juga merupakan landasan untuk menjalin hubungan sosial yang harmonis. Oleh karena itu, keadilan menjadi tema sentral setiap perubahan sosial.
Dalam perkembangan masyarakat, keadilan memang bukan tujuan akhir, tetapi keadilan menjamin bahwa tujuan akan lebih mudah dicapai. Tujuan akhir yang hanya dapat dicapai melalui keadilan tersebut adalah kesejahteraan rakyat. Tanpa keadilan, kesejahteraan hanya dinikmati oleh sekelompok orang. Untuk itu, para sultan yang memerintah di Aceh memahatkan kata adil pada mata uang yang dikeluarkannya sebagai “pengingat” bagi setiap orang harus selalu berbuat adil terhadap diri sendiri dan orang lain. Apalagi seorang raja terhadap rakyat yang dipimpinnya.
Kecuali dari kitab suci Alquran, belum dapat ditelusuri dari kitab mana sultan-sultan kesultanan Aceh mengambil ungkapan as-sultan al-adil untuk dicantumkan pada mata uang yang mereka keluarkan. Namun, dapat diduga bahwa sultan Aceh mendasarkannya pada Alquran Surat An-Nahl: 90 yang terjemahannya sebagai berikut, “sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang berbuat keji, kemungkaran, dan kedurhakaan. Dia memberi pelajaran kepada mu agar kamu mengerti”. Ayat tersebut seperti yang didasarkan pada bukti kutipan yang termaktub dalam kitab Taj-al-Salatinatau Taju-as-Salatin, yaitu kitab Mahkota Segala Raja yang dikarang oleh Bukhari al Jauhari. Kitab tersebut berisi pedoman cara mengendalikan pemerintahan berdasarkan ajaran Islam yang tersebar di kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara. Sebagian ayat yang dikutib dari fasal ke-6 Taju-as-Salatin, yaitu Innallaha yakmurukum bil adli wal ihsan (’sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan’).
Sultan yang memerintah di Aceh menyadari bahwa jabatan adalah amanah yang seharusnya digunakan untuk kemaslahatan umat, di antaranya melalui perilaku adil. Para sultan yang memerintah di Aceh pada masa lalu begitu peka terhadap keadilan tersebut, jangan sampai  karena ketidakadilan, orang saling membunuh dan perampasan hak orang lain secara tidak sah. Hal itu seperti yang dicontohkan oleh Sultan Iskandar Muda yang telah menghukum anaknya sendiri karena dianggap telah berbuat kesalahan. Oleh karena itu, ketika mendengarkan kata adil, orang Aceh selalu teringat dan merindukan masa lalunya, suatu masa yang katanya pernah mengantarkan masyarakatnya ke puncak kejayaan dalam segala bidang, terutama dalam menegakkan keadilan dan kepastian hukum dengan sungguh-sungguh, yaitu pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636).

8 (Delapan) wasiat Sultan Iskandar Muda

Pertama, hendaklah semua orang tanpa kecuali supaya selalu ingat kepada Allah dan memenuhi janji-Nya. Taushiah pertama ini tidak hanya diperuntukkan kepada rakyat semata, tetapi juga diberlakukan untuk semua wazir, hulubalang, pegawai kerajaan, bahkan untuk keluarga istana. Melalui wasiat ini telah mendorong tumbuhnya girah keagamaan dan syiar Islam di seluruh wilayah kerajaan Aceh Darussalam.
Kedua,    janganlah raja menghina para alim-ulama dan cendekiawan. Pesan kedua ini terutama ditujukan kepada raja (diri sendiri) sebelum ditujukan kepada rakyat. Ini mengandung filosofi, bahwa setiap pimpinan (kerajaan) tidak hanya pandai memberikan perintah, intruksi kepada orang lain, sedangkan untuk diri sendiri diabaikan. Pesan ini juga tercermin begitu baiknya hubungan umara (raja) dengan ulama dan pada masa itu. Ulama ditunjuk sebagai mufti kerajaan. Hal ini tidak terlepas dari pesan Rasulullah saw, “Ada dua golongan manusia, bila kedua golongan itu baik maka akan baiklah semua manusia. Dan bila keduanya tidak baik maka akan rusaklah kehidupan manusia ini, dua golongan itu ialah ulama dan umara”.

Ketiga, Raja janganlah cepat percaya bila ada informasi atau berita disampaikan kepadanya. Wasiat ini ada berkorelasi dengan isyarat Alquran (al-Hujarat:6), agar setiap ada berita atau informasi yang belum jelas, supaya dilakukan investigasi kebenarannya. Tujuan supaya tidak menimbulkan fitnah antar sesama.

Keempat, Raja hendaklah memperkuat pertahanan dan keamanan. Wasiat keempat ini merupakan hal yang penting, karena dengan kuatnya pertahanan negara, menjadikan negara itu berwibawa. Pertahanan keamanan negara ini tidak hanya ditujukan kepada prajurit-prajurit terlatih tetapi juga diserukan kepada rakyat untuk saling membantu bangsa, agama dan tanah airnya dari segala bentuk ancaman yang datang baik dari dalam maupun dari luar.

Kelima,  Raja wajib merakyat, dan sering turun ke desa melihat keadaan rakyatnya. Ini pesan yang sangat simpatik dan seperti itulah jiwa dari seorang khalifah, tidak hanya duduk dan berdiam di istana dengan segala kesenangan dan kemewahan, tapi semua itu justru digunakan untuk kepentingan rakyatnya. Raja, tidak hanya ahli mendengar para pembisik dari wazir dan hulubalangnya, raja tidak hanya pandai menerima dan membaca laporan dari kurirnya, tetapi raja yang adil, arif dan bijaksana serta amanah menyaksikan langsung apa yang sedang terjadi dan dialami oleh penduduknya. Sifat semacam itu menjadi kebiasaan dari khalifah Umar bin Khattab saat beliau menjabat Khalifah. Raja sangat menghargai prestasi yang telah dibuat oleh rakyat, yang baik diberi penghargaan, sedangkan yang tidak baik diberi sanksi berupa teguran dan peringatan.

Keenam, Raja dalam melaksanakan tugasnya melaksanakan hukum Allah. Semua ketentuan Allah yang harus dijalankan termaktub dalam Qanun al-Asyi. Tentang sumber hukum dalam qanun al-asyi, dengan tegas dicantumkan, bahwa sumber hukum dari Kerajaan Aceh Darussalam, yaitu Alquran, al-Hadis Nabawi, Ijmak ulama, dan qiyas, hukum adat, qanun dan reusam.
Islamisasi semua aspek kehidupan rakyat Aceh disimbolkan oleh sebuah hadih maja yang menjadi filsafat hidup, politik dan hukum bagi rakyat dan Kerajaan Aceh Darussalam. Bunyinya: “Adat bak Poteumeureuhom, hukom bak Syiah Kuala, qanun bak Putroe Phang, reusam bak Laksamana, hukom ngon adat lagee zat ngon sifeut”. Menyimak ungkapan tersebut, jelas sekali demikian kukuhnya pilar keislaman yang dilandasi syariat Islam kaffah di seluruh wilayah Kerajaan Aceh Darussalam. Bahkan ada riwayat yang menyebutkan Sultan Iskandar Muda, pernah menghukum putranya sendiri karena melakukan perbuatan mesum dengan perempuan yang bukan isterinya.

Ketujuh, Raja dilarang berhubungan dengan orang jahat. Pesan ini dipahami agar semua orang berkewajiban untuk menegakkan amar makruf dan membasmi segala bentuk kemungkaran. Kerajaan tidak memberikan kesempatan kepada siapapun untuk melakukan segala bentuk kemaksiatan yang menjurus kepada kefasidan. Namun berkenaan dengan syiar keagamaan kerajaan memberikan dukungan sepenuhnya untuk dijalankan.

Kedelapan, Raja wajib menjaga dan memelihara harta dan keselamatan rakyat dan dilarang bertindak zalim. Pesan ini dimaksudkan agar raja bertindak adil dalam semua aspek, dan tidak berlaku diskriminatif dalam penegakan hukum. Hak-hak rakyat dijaga, dan sama sekali tidak membebani rakyat dalam hal-hal yang tidak mampu dikerjakannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari Sultan Iskandar Muda adalah keadilan itu berlaku bagi semua orang, bukan hanya bagi masyarakat kecil dan adakah kita mencontoh hal ini? Ini hal yang patut kita pertanyakan, karena saat ini pemerintahan Aceh ditangan orang Aceh yang telah berjuang demikian lamanya untuk Aceh, tapi nampaknya keadilan belum menjadi prioritas mereka, banyak kita dengar ketidakpuasan yang muncul bahkan sesama para pejuang itu sendiri, diantaranya saat salah seorang tokoh ditampar oleh teman seperjuangannya, dan lain sebagainya, seharusnya bila kita dalam berjuang dulu begitu mengagungkan dan menginginkan kembalinya masa-masa kejayaan Iskandar Muda maka kita tidak akan lupa dengan konsep keadilan yang diterapkan oleh Iskandar Muda sehingga dalam menegakkan keadilan ia rela menghukum pancung anaknya sendiri.
Oleh karena itu adalah omong kosong bila kita ingin membangun Aceh tapi tidak menerapkan konsep keadilan dalam pemerintahan kita, karena perihal keadilan suatu yang didambakan oleh umat manusia sepanjang masa. Keadilan merupakan tuntutan setiap orang. Keadilan juga merupakan landasan untuk menjalin hubungan sosial yang harmonis. Oleh karena itu, keadilan menjadi tema sentral setiap perubahan sosial.
Demikian juga, sudahkan kita menerapkan ke 8 wasiat Sultan Iskandar Muda? Bila kita memang ingin mengembalikan masa-masa kejayaan saat beliau memimpin, maka berarti pula kita harus berani mengikuti nilai-nilai luhur yang ada pada masa kepemimpinannya, ingatlah selalu ungkapan dalam masyarakat Aceh, raja ade raja disembah, raja lalem raja disanggah (‘raja adil raja disembah, raja zalim raja dibantah’).


Jangan biarkan ketidakadilan terus berlanjut ditengah-tengah masyarakat Aceh saat ini, dan bila hal ini terus berlanjut maka nantikanlah saat anda akan disanggah oleh rakyat Aceh.

Wednesday, April 8, 2015

DUKUNG PROGRAM BELAJAR GRATIS PADA PROGRAM CROWDFUNDING AYOPEDULI.COM

Pernah dengar istilah patungan? Budaya asli Indonesia yang sering ditemukan didesa-desa saat ada acara perkawinan, kematian hingga pendirian rumah. Disanamasyarakat gotong-royong memberikan tenaga ataupun dana, alasannya? Solidaritas, dan rasa kekeluargaan. 
Sekarang kita bayangkan konsep patungan itu tidak lagi antara sesama orang yang saling mengenal, tapi dari orang asing yang baru bertemu secara virtual melalui internet, lalu apa alasannya ikut patungan? Kesamaan visi dan gagasan. Itulah dia crowdfunding. 
Bantulah YPKGM untuk dapat melanjutkan program belajar gratisnya bagi anak-anak kurang mampu, ini deskripsi singkat YPKGM dengan program belajar gratisnya.
Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda berdiri pada tahun 1994 dan pendirinya Teuku Syafrizal, yang dikenal sebagai Kak Ubit, memiliki misi untuk menciptakan sumber daya baru yang memperkaya dan memberdayakan kehidupan anak-anak dan remaja di Aceh. Awalnya yayasan ini mendapat dukungan dana operasional dari pabrik semen lokal selama 3 tahun - perusahaan besar dari masyarakat.
Ini adalah sebuah organisasi nirlaba Aceh yang berfokus pendidikan non-pemerintah yang mengambil pendidikan ke desa kecil dan miskin - secara harfiah.
Setelah tsunami 2004 sampai 2009 Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda (YPKGM) pondasi menggunakan unit mobile, dilengkapi dengan buku-buku pendidikan dan film, buku cerita, komputer, TV, pemutar LCD dan peralatan elektronik lainnya untuk mendorong anak-anak di Aceh untuk belajar, dan sejak tahun 2009 sampai sekarang, Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda (YPKGM) membangun Pusat Pembelajaran Anak dan mengembangkan TBM di desa kecil dan miskin (di 7 desa), dilengkapi dengan buku-buku pendidikan, buku cerita, komputer, TV, pemutar LCD dan peralatan elektronik lainnya untuk mendorong anak-anak di Aceh untuk belajar.
Pendanaan selama ini berasal dari berbagai sumber, termasuk sumbangan terbaru dari "Aceh Lon Sayang", dan sebelumnya paska tsunami dari Kerjasama dengan World Vision, CBM International, Parramatta Dewan Kota di New South Wales, Australia. Bantuan disalurkan melalui 'Youth off the Streets Limited-Sidney Australia, dll
Sejak tahun 2009 Karena tidak adanya sumber pendanaan tetap, tidak memiliki donatur tetap, tidak memiliki mitra dan tidak adanya titipan dana abadi atau hibah/wakaf maka Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda kesulitan dalam pembiayaan operasonal Pusat Pembelajaran Anak, yang biasanya memiliki sekitar 15 relawan dan TBM memiliki 5 relawan, bertujuan untuk mendorong anak-anak untuk membaca dan belajar di lingkungan yang menyenangkan. Tapi sekarang Unit Children Learning Center hanya memiliki 3 relawan,  yang dilakukan untuk penghematan biaya, sementara TBM saat ini mempekerjakan seorang manajer saja.
Sebelumnya yayasan ini bertempat di sebuah bangunan sekitar 1 kilometer dari laut. Desember 2004 gempa bumi dan tsunami yang dihasilkan menghancurkan bangunan. 30 staf utama yayasan, sekitar 20 hilang/meninggal.
"Sementara menyelesaikan universitas, saya kembali ke kampung halaman saya selama istirahat. Aku melihat anak-anak nakal, mencuri barang-barang. Kecintaanku membaca mengilhami saya untuk mendirikan sebuah organisasi yang bisa membuat pendidikan yang bisa diakses oleh anak-anak, dengan harapan mengurangi kenakalan, "kata pendiri YPKGM, Kak Ubit.
Sekarang yayasan telah memiliki bangunan permanen sebagai anak pusat belajar, tetapi untuk menjalankan programnya menunggu bantuan dari luar dalam bentuk hibah, pinjaman, dan kemitraan atau sponsor
Walaupun belum dilengkapi 100 persen dengan fasilitas belajar, tapi untuk layanan telah berjalan terus menerus sejak tahun 2010, termasuk pengembangan tarian, drama (teater), bimbingan bahasa Inggris, les komputer, membaca dan menulis panduan, bimbingan Matematika, kecil bisnis konseling, pertanian, peternakan dan perikanan, serta sumber-sumber pendanaan, Anak Learning Center juga dilengkapi penjualan unit bisnis kopi, fotokopi dan alat tulis, foto studio, mengetik komputer dan layanan kelontong. Meski masih relatif kecil, namun sudah mulai memberikan kontribusi yang signifikan terhadap operasional Anak Learning Center, yang sudah mampu membeli LCD Projector dan Plasma Televisi, Beli Komputer dan printer, listrik dan hanya membayar biaya transportasi untuk 3 relawan.
Namun semakin lama, karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia, maka kesulitan semakin memberatkan sehingga unit usaha yang dikembangkan dengan modal pinjaman Bank sebesar Rp. 250.000.000,- tidak mampu lagi memberikan kontribusi untuk operasional yayasan, bahkan untuk membayar iuran Bank dan iuran Listrik saja mulai terancam tertunggak sehingga terancam penyitaan dan pemutusan.
Pengurus Yayasan sendiri, secara finansial tidak memiliki kemampuan apa-apa, ia hanya mampu menyumbangkan pikiran dan tenaganya. Ia sekarang hidup dari usaha menjual Minuman dan jasa photografer serta pengetikan komputer yang disokong istrinya yang kini menjual siomay goreng yang dtitip di kantin sekolah-sekolah. 
Ini membuat Pengurus Yayasan berkesimpulan bahwa sudah saatnya mengjual hak kepemilikan termasuk hak atas asset Yayasan kepada para dermawan, hartawan yang peduli dengan pendidikan anak.
Untuk mengetahui nilai asset dan yayasan lebih jauh silahkan buka http://ypkgm.blogspot.com danhttp://rajaubit.blogspot.com

Sunday, April 5, 2015

PERMASALAHAN STRATEGIS DAN SWOT ANALISIS YAYASAN PEMBINAAN KEGIATAN GENERASI MUDA (YPKGM) ACEH

A.    PERMASALAHAN STRATEGIS

ANALISIS KONDISI INTERNAL
Keunggulan utama Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda (YPKGM) adalah dalam program pembinaan kegiatan generasi  muda, terutama dalam bidang psikososial, bidang pembinaan seni tari dan drama, serta pelatihan life skill serta program pemberdayaan masyarakat umumnya.
YPKGM sudah berpengalaman sejak tahun 1994 dan mulai melangkah pada tahap profesional dengan meletakkan  dasar utama saat bekerjasama dengan berbagai NGO International pasca tsunami 2004 hingga pertengahan tahun 2009 untuk program pembinaan generasi muda, yaitu pembinaan perpustakaan,  pelatihan life skill, maupun kegiatan psikososial seperti bibliotherapi program, serta pembinaan seni budaya seperti tarian, drama, musik, pagelaran seni, festival musik, pemutaran film dll. 
ANALISIS KONDISI EKSTERNAL
Perubahan akibat globalisasi
Globalisasi yang mempengaruhi kehidupan antar bangsa dan negara di dunia bukan hanya tantangan, tetapi juga sekaligus merupakan peluang. Tantangan merupakan fenomena yang semakin ektensif yang mengakibatkan batas-batas politik, ekonomi antar bangsa menjadi samar dan hubungan antar bangsa menjadi begitu transparan. Globalisasi memiliki implementasi yang luas terhadap penghidupan dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ditinjau dari prespektif kebangsaan, globalisasi menimbulkan kesadaran bahwa kita merupakan warga dari suatu masyarakat global dan mengambil manfaat darinya, namun disisi lain, makin tumbuh pula dorongan untuk tumbuh lebih melestarikan dan memperkuat jati diri bangsa.
Akibatnya globalisasi berpengaruh terhadap ekonomi antara lain dalam bentuk semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membawa peluang pasar produk dari dalam negri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global kedalam pasar domestic. Secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang di tandai dengan adanya kekuatan pasar dunia. Maka dari itu kita sebagai warga negara harus bisa bersaing dengan dengan negara lain agar kita tidak tersingkirkan oleh ketatnya persaingan dalam era globalisasi ini.
Disinilah peran YPKGM untuk membantu masyarakat terutama para generasi mudanya agar memiliki SDM yang tinggi dan mampu menghadapi tantangan zaman tanpa melupakan jati dirinya sebagai bangsa Indionesia, masyarakat Aceh yang bermartabat.   
EVALUASI DIRI
Kondisi YPKGM saat ini :
1)      Nilai Plus       :  -    Telah berpengalaman selama selama 21 tahun (sejak tahun 1994) dan memiliki pengalaman bekerjasama yang baik dengan NGO Nasional maupun International.
-          Memiliki Gedung sendiri
1.      Gedung Utama ukuran 8,5 x 12 m (2 lantai)
2.      Gedung 2 ukuran 9 x 12 m (1 lantai)
-          Memiliki 15 Perpustakaan Anak/Taman Bacaan Gampong binaan di 15 Desa di 6 Kabupaten kota.
-          Telah memiliki legalitas Nasional Surat Keputusan Menteri HAM dan Hukum republik Indonesia

                                Nilai Minus    : -  Tidak Memiliki sumber pendanaan sendiri
                                                          - Tidak memiliki Mitra kerja tetap

GEDUNG UTAMA (8,5 x 12 m – 2 lantai) terdiri dari :
1)      Ruang Training ukuran 4,5 x 8 m
Nilai Plus       : -  Ruang Permanen
-    Lantai belum dikeramik (keramik sudah ada belum dipasang)
-    Telah memiliki toilet sendiri
-    Telah memiliki jaringan listrik
-      
2)      Ruang Direktur ukuran 4 x 4 m
Nilai Plus       : -  Ruang Permanen
                          -  Telah tersedia meja kerja dan kursi pimpinan
                          -  Telah memiliki lemari arsip sendiri
                          -  Telah memiliki filling cabinet
                          -  Telah memiliki Mesin Ketik Listrik
                          -  Telah Memiliki 1 unit Komputer dan Printer

Nilai Minus    : -  Meja dan Kursi Staf rusak
-    Belum memiliki sofa untuk tamu
-    Ruangan agak panas karena AC belum terpasang
-    Lantai belum dikeramik

3)      Ruang Diskusi ukuran 4 x 8 m
Nilai Plus       : -  Ruang Permanen

Nilai Minus    : -  Kursi dan meja tidak ada
-    Lantai belum dikeramik
-    Sekat Ruangan Belum terpasang


4)      Ruang Usaha (Aula) ukuran 8,5 x 12 m
Nilai Plus       : -  Ruang Permanen
-    Lantai sudah dikeramik
-    Telah memiliki toilet sendiri
-    Telah memiliki jaringan listrik
-    Telah memiliki Meja Kursi yang memadai
-    Telah memiliki Estalase dan Rak cukup

Nilai Minus    : -  Belum ada Kichen Set dan space khusus
-    Belum ada plafon

GEDUNG 2 (9 x 12 m – 1 lantai) terdiri dari :
1)      Ruang Perpustakaan Anak ukuran 4 x 8 m
Nilai Plus       : -  Ruang Permanen               
                          -  Telah dikeramik
                          -  Memiliki toilet sendiri
                          -  Telah tersedia Jaringan Listrik
                          - Koleksi buku cukup banyak ±10.000 judul dan 12.000 eksemplar

Nilai Minus    : -  Belum ada komputer dengan program khusus untuk
                            perpustakaan
-     Meja Baca / kursi baca tidak ada
-     Ruangan agak panas karena AC belum terpasang

2)      Ruang Laboratorium Komputer 3,5 x 4,5 m
Nilai Plus       : -  Ruang Permanen               
                          -  Telah tersedia Jaringan Listrik

Nilai Minus    : -  Atap masih sementara
-     Belum dikeramik
-     Belum ada komputer
-     Ruangan agak panas karena AC belum terpasang

3)      Ruang Bimbingan Konseling/Kesehatan ukuran 3x3 m
Nilai Plus       : -  Ruang Permanen               
                          -  Telah tersedia Jaringan Listrik

Nilai Minus    : -  Atap sementara
-     Kosong belum ada fasilitas apapun
-     Belum diplester

4)      Ruang Staf ukuran 4 x 4 m
Nilai Plus       : -  Ruang Permanen               
                          -  Telah dikeramik
                          -  Telah tersedia Jaringan Listrik

Nilai Minus    : -  Belum ada fasilitas apapun
-    Ruangan agak panas karena AC belum terpasang

5)      Ruang Audio Visual ukuran 4,5 x 5 m
Nilai Plus       : -  Ruang Permanen               
                          -  Telah tersedia Jaringan Listrik

Nilai Minus    : -  Belum ada fasilitas apapun
-    Atap sementara
-    Meja / kursi tidak ada
-     Ruangan agak panas karena AC belum terpasang


KESIMPULAN SWOT

Kekuatan (strenght)
Untuk mendukung pengembangan Children Learning Center, YPKGM telah memiliki faktor-faktor yang dapat dianggap sebagai kekuatan (strenght), antara lain:
1.      Memiliki tenaga kerja terampil dan berpengalaman;
2.      Telah tersedia infrastruktur dasar, berupa bangunan permanen.

Kelemahan (weakness)
Namun selain kekuatan di atas, masih terdapat faktor-faktor yang dapat dianggap sebagai kelemahan (weakness), antara lain:
1.      Dukungan sarana dan prasarana dan pengembangan kegiatan Children Learning Center masih lemah, karena terbatasnya pembiayaan;
2.      Terbatasnya SDM yang profesional di bidang pengembang teknologi informasi dan komunikasi;

Peluang  (opportunitis)
Beberapa aspek penting yang dapat dijadikan peluang dalam pengembangan Children Learning Center, antara lain:
1.      Semangat untuk maju dapat dijadikan momentum untuk melakukan perubahan mendasar di segala bidang, termasuk dalam pengembangan Children Learning Center;
2.      Meningkatnya kesadaran para orang tua, masyarakat akan pentingnya pendidikan yang semakin luas membawa implikasi pada tuntutan terhadap penyediaan dan pelayanan kegiatan peningkatan SDM generasi muda yang semakin meningkat. Hal ini merupakan peluang untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan;
3.      Globalisasi, globalisasi memberikan peluang untuk memperluas jaringan kerjasama regional, nasional maupun internasional, khususnya bagi pendidikan, pengembangan dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.

Tantangan (threat)
Selain peluang yang terbuka, terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan Children Learning Center, antara lain:
1.      Kurangnya keselarasan kebijakan pengembangan pembinaan kegiatan peningkatan SDM generasi muda dengan kebijakan para pemuka adat dan desa;
2.      Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang paling strategis dalam  pengembangan dan penguasaan teknologi. Dalam hal ini, secara simultan harus dilakukan pengembangannya baik sumber daya manusia yang terdapat didalam YPKGM sendiri maupun pemuka adat dan aparatur desa serta pemakainya (Enabled Worker); 


Berdasarkan analisis SWOT dan evaluasi diri institusi terdapat beberapa permasalahan yang terindentifikasi yaitu:
1.      Tidak tersedianya pendanaan yang cukup/memadai
2.      Belum adanya Donatur dan Mitra tetap
3.      Sarana dan Prasarana yang dimiliki belum memadai
4.      Unit Usaha yang dikembangkan kekurangan modal dan sebagian kurang tepat sasaran sehingga belum mampu memberikan kontribusi yang berarti
Berdasarkan permasalahan yang terindentifikasi tersebut diatas, maka dapat disimpulakn bahwa langkah startegis yang harus diambil adalah sebagai berikut:
1.      Tidak tersediaanya pendanaan yang cukup / memadai
Bila melihat kembali sejarah berdirinya yayasan ini (silahkan klik disini) maka tidak mengherankan bila tidak tersedia dana yang mencukupi untuk pengembangan Children Learning Center ini.
Walaupun disadari bahwa dana tidak cukup untuk mendirikan Children Learning Center hingga final 100%, namun founder dihadapi pada dilema, dimana bila pembangunan ini tidak dilakukan, maka dapat dipastikan bahwa dalam waktu singkat dana yang ada juga akan terkuras habis untuk biaya operasional yang akibatnya dalam kurun waktu tertentu maka yayasan akan mengalami kepailitan akibat ketiadaan dana operasional.
Oleh karena itu, walaupun berkesan memaksakan diri, pendirian Children Learning Center paling tidak sudah meninggalkan asset awal untuk bergerak maju.
Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut, maka diputuskan untuk menjual hak kepemilikan asset yayasan tersebut kepada pihak lain baik pribadi, maupun lembaga, sebesar 40% sehingga diharapkan pelepasan hak ini akan mampu memberikan suntikan dana yang memadai untuk keberlanjutan Yayasan dikemudian hari.
Disamping itu pelepasan hak yayasan sebesar 40% ini bukan hanya terkaitan dengan pendanaan tapi juga berarti memberikan hak kepada pihak lain untuk ikut menyumbangkan pemikiran, ide kreatif dan kebijakan yang akan memberikan angin segar bagi perkembangan yayasan dikemudian hari karena dengan adanya pemikiran-pemikiran baru dari keterlibatan pihak lain maka diprediksi akan ikut melahirkan inovasi-inovasi bagi perkembangan yayasan dimasa depan.

2.      Belum adanya Donatur dan Mitra tetap
Tidak adanya donatur dan mitra tetap ikut mempengaruhi kelancaran program-program di yayasan, dan untuk ini butuh upaya dan pendekatan yang lebih keras dan lebih baik lagi sehingga mampu meyakinkan pihak ketiga untuk bersedia menjadi donatur dan mitra dari yayasan ini.
Ide-ide kreatif dan program-program yang inovatif ikut menetukan keberhasilan kita dalam mendapatkan donatur dan mitra tetap ini.

  1. Sarana dan Prasarana yang dimiliki belum memadai
Selama ini peningkatan sarana dan prasarana di Children learning Center selalu menajdi prioritas penggunaan dana yang ada, dan nampaknya berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan selama ini, tindakan ini tidak tepat, sehingga mengakibatkan sumber dana dari pinjaman Bank terkuras ke investasi yang berakibat pada kurangnya modal untuk diputarkan dalam usaha sehingga akibatnya terjadi krisis keuangan sebagaimana kita alamai saat ini.
Oleh karena itu, peningkatan sarana dan prasarana akan dilakukan secara bertahap dan dengan menggunakan dana yang terpisah dari dana modal usaha sehingga kita tidak akan mengalami kembali kesulitan finansial seperti saat ini.
4.      Unit Usaha yang dikembangkan kekurangan modal dan sebagian kurang tepat sasaran sehingga belum mampu memberikan kontribusi yang berarti.

Unit Usaha yang dikembangkan selama ini adalah sbb:
a.       Unit Usaha Kelontong : awalnya usaha ini memberikan kontribusi yang berarti, namun daya beli yang kurang dan munculnya usaha sejenis membuat perputaran usaha menajdi kecil, dan karena kita tidak melayani permintaan grosir yang berhutang maka pelanggan lari ke tepat usaha lain. Kesimpulan : Usaha ini sebaiknya tidak dikembangkan lebih lanjut, karena keuntungan kecil dengan modal yang relatif besar.
b.      Unit Usaha Photo copy/ATK : awalnya usaha ini juga memberikan kontribusi yang berarti, namun kemudian muncul usaha sejenis sehingga keuntungan semakin menipis. Kesimpulan : usaha ini dapat dipertahankan karena walaupun kontribusinya kecil, namun perlengkapan dan peralatan yang ada sayang bila disia-siakan terlebih lagi modal yang dibutuhkan tidak besar dan ini juga mendukung usaha ATK yang ada serta kegiatan perpustakaan.
c.       Unit usaha Cofe Shop: usaha ini selama ini kurang diperhatikan sehingga kurang berkembang, baru akhir-akhir ini dikelola dengan lebih baik dan ternyata memberikan kontribusi yang lebih besar. Kesimpulan : Unit usaha ini patut dikembangkan dengan lebih serius terlebih mengingat tempat usaha ini berada dikawasan wisata sehingga patut dikembangkan lebih serius dan lebih besar lagi (lebih lanjut akan dibahas pada Potensi Usaha yang Akan dikembangkan).  
d.      Usaha Photo Studio dan Photografer : usaha ini memberikn kontribusi yang berarti, namun karena kurangnya promosi maka pengguna jasa ini kurang. Kesimpulan : Perlu promosi lebih gencar lagi dan tetap perlu dilanjutkan.

Berdasarkan uraian usaha yang ada tersebut diatas, maka usaha photcopy, photostudio perlu dipertahankan keberadaannya mengingat telah memiliki modal dasar untuk melanjutkan usaha tersebut tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan lagi, sehingga walaupun kontribusi yang diberikan relatif kecil tapi dengan  biaya operasional yang dibutuhkan juga relatif rendah maka kontribusinya patut dipertahankan.

Dari kesemuanya usaha tersebut, maka usaha Coffe shop yang selama ini kurang mendapat perhatian, ternyata patut diprioritaskan menjadi  usaha andalan dan dikembangkan lebih jauh menjadi usaha wisata kuliner dan untuk ini akan dibahas secara khusus pada kesempatan lain.


luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com