Setelah memposting MASA KECILKU saat SD di Sabang, aku mendapat banyak respon dari kawan-kawan saat SD dan disini aku ingat kembali pada beberapa teman yang tidak kusebutkan di posting aku itu, Maaf ya, ini karena aku benar-benar lupa dan ada juga yang kuingat sebagai temanku saat SMP, padahal mereka sudah menjadi temanku sejak SD.
SMP membawa perubahan besar dalam pembentukan kepribadianku, salah satu yang sangat mempengaruhi aku adalah tulisan Sutan Takdir Alisyahbana yang dimuat dalam kumpulan tulisan banyak tokoh Indonesia yang aku lupa judulnya, namun tulisan tersebut sangat kuingat dimana point penting yang menyatakan bahwa "Tidur Siang" adalah suatu upaya pembodohan yang dilakukan kolonial Belanda kepada kaum Bangsawan atau Priyayi yang menimbulkan kesan bahwa Tidur Siang adalah budaya elite yang harus dilakukan, padahal ini upaya agar mereka banyak tidur dari pada bekerja atau belajar.
Nah sejak itulah aku memutuskan tidak tidur siang lagi, dan ini sampai saat ini hal itu masih kulakukan dan kuwariskan pada anak-anakku, aku dan mereka hanya tidur siang kalau benar-benar dibutuhkan, misalnya habis begadang semalam suntuk, atau karena kurang sehat alias sakit.
Lalu tulisan lainnya yang juga membawa perubahan padaku adalah pernyataan bahwa karena kita sudah terjajah hingga 350 tahun, maka kita harus mengejar ketertinggalan kita dengan Belajar keras dan Bekerja Keras, hal inilah yang membuatku, walaupun lulusan Sarjana peternakan, tapi saat aku membuka Perpustakaan (lihat blog http://ypkgm.blogspot.com) maka aku melakukannya dengan sungguh-sungguh sehingga membuahkan hasil aku dinobatkan jadi Pustakawan Teladan pada tahun 1999 dan alhamdulillah aku juga dipercaya menjadi Wakil Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia tingkat Provinsi Aceh pada tahun 2006 dan aku berhasil merintis pendirian Taman bacaan Masyarakat dibanyak daerah lainnya di Aceh, diantaranya yang kutahu masih aktif adalah di Iboih - Sabang yang dikelola Bapak Iskar Br, di Tringgadeng yang dikelola ibu Nasriah.
Demikian juga ketika komputer mulai dikenal masyarakat, aku juga belajar secara otodidak, semula karena tidak punya uang untuk beli komputer sendiri aku menggunakan komputer temanku Abdullah Syamaun, lalu aku mendapat pinjaman komputer dari familiku Cut Ani dan suaminya almarhum Purwadi SKM, baru kemudian aku mampu membeli sendiri. Karena belajar secara sungguh-sungguh dan belajar keras walaupun belajar secara otodidak aku mampu mengajar orang lain bahkan hingga membuka private les komputer (kenapa private karena komputernya cuma 2 maka tidak mungkin buka les umum, tidak cukup komputernya), nah yang ikut adalah anak-anak SMA Modal Bangsa dan itu adalah anak-anak pintar tapi mereka puas belajar dengan saya yang artinya ilmu yang saya miliki secara otodidak berkualitas dan ini dibuktikan juga dengan saya diajak ikut bekerja menjadi pegawai administrasi yang menangani komputer di Fakultas Hukum Universitas Muhammdiyah Aceh, yaitu sebuah Fakultas swasta terkemuka di Aceh, dan ini terus berlanjut hingga akhirnya saya diangkat menjadi Kepala Laboratorium Komputer dan Kepala Unit Pengembangan IT di Universitas Muhammadiyah Aceh, Alhamdullillah.
He...he...kok jadi promosi ya?
Terlepas dari itu semua, pembentukan kepribadian saya dengan besar di kota Sabang sangat saya syukuri, karena Sabang sejauh yang saya ingat sangat berwawasan Nasionalisme, betapa tidak disana penduduknya bercampur aduk dari semua suku bangsa, Aceh, Padang, Jawa, Sunda, Tionghoa, Batak dan banyak lagi lainnya, dan kami semua berteman akrab tanpa membedakan suku dan agama.
Taraf ekonomi juga tidak mempengaruhi pertemanan kami, saya ingat kami mengadakan kegiatan Kemping, semua kawan ikut partisipasi, kami memang mengumpulkan uang untuk kegiatan itu, tapi tidak berarti yang tidak punya uang tidak boleh ikut, mereka biasanya menyumbang dalam bentuk lain, membawa kelapa untuk keperluan masak, ada yang meminjamkan mobil pickup DATSUN untuk membawa kami ketujuan, dan berbagai macam sumbangan lainnya.
Saat SMP saya ingat kawan saya yang anak pejabat dan kaya, IRA namun dalam pergaulan kami tidak merasakan adanya perbedaan, juga saya ingat kawan saya Abdul Muthalib serta adeknya DEK MUN (Siti Muntarsih kalau tidak salah namanya) mereka anak Walikota Sabang saat itu, mulanya sedikit berbeda sih karena mereka tidak besar di Sabang, tapi ke Sabang saat ayahnya menjabat Walikota, namun akhirnya bisa berbaur juga.
Kawan saya yang paling akrab saat itu adalah Koko (Sahlan Joko Agustiono) dan Agam (Agam Suprapto) namun sayang Koko sudah Almarhum hilang saat tsunami, sedangkan Agam saat ini Perwira Polisi - entah di Kutacane atau dimana gitu?
Lalu ada anak Pak Pos begitu kami menyebut kawan saya Mirna Indriani (saat ini Dosen Senior di Fakultas Ekonomi Unsyiah), kami selalu berdebat saat kegiatan OSIS di SMP dulu, ia biasanya akan menangis sampai keluar ingusnya sangking marah saat saya selalu mendebatnya.....he ...he...he (maaf nong - ini kenangan) dan gara - gara itu mungkin saya "Jatuh Cinta" padanya - sayang ndak kesampean....he...he..he...Tapi kini ia kawan saya yang paling baik, baru-baru ini dia ikut membantu pengadaan Lemari Buku untuk perpustakaan saya yang sedang sangat mebutuhkan lemari buku akibat lemari buku yang ada rusak diserang rayab (Terimakasih banyak Bu Mirna, juga terimakasih banyak kawan-kawan di Millis Aceh Lon Sayang yang telah ikut membantu, Ibu Dewi Arlaha, Bapak Aziz, Ibu Saodah, Bapak Ridwan dll yang tidak dapat saya sebut satu persatu).
Saya ingat kawan saya Dani (T. Dani Ardiansyah), bila saat akan masuk pelajaran Matematika, maka ia sibuk memindahkan Rol papan, Jangka kayu, dan lainnya yang biasa digunakan guru matematika Bapak D. Simanjuntak (Alm), mulanya saya heran kenapa dipindahkan, tapi rupanya agar tidak digunakan oleh Bapak D. Simanjuntak untuk memukul pantatnya bila ia tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan dipapan tulis (saya heran juga kenapa sering kali Dani yang disuruh maju kedepan - Kenapa ya Dani?).
Pelajaran yang paling disukai saat itu adalah pelajaran Biologi yang diajarkan oleh Bapak Sumadi Sudji, dan atas prakarsa beliau kami juga membuat kelompok diskusi dan ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan kami, misalnya ada pertanyaan saat diskusi, kenapa sih nyamuk suka sekali berputar-putar ditelinga kita dengan mengeluarkan suara yang berisik? ada yang berkata itu karena zaman dahulu manusia dan nyamuk bersahabat lalu manusia mencuri anting-anting nyamuk dengan membakarnya hingga nyamuk hancur berkeping-keping dan jadi kecil seperti sekarang ini, namun sampai saat ini nyamuk masih mencari-cari anting-antingnya. Namun kami akhirnya mendapat jawaban yang ilmiah .... masih ada yang ingat jawaban ilmiahnya?
Saya ingat guru-guru lainnya, kepada Kepala Sekolah SMP saat itu namanya saya lupa, ia baik sekali dan mempercayakan kunci Laboratorium IPA yang baru dibangun pada saya, saya juga mendapatkan hadiah Mikroskop darinya, saya ingat juga guru olah raga saya yang sangat ganteng dan perlente, (siapa namanya ya?) lalu Bapak Burhan (apa ini guru olah raga kita ya?), Bapak Amin, Bapak Ali, Bapak Hasan dan lainnya.
Ingat ndak saya dan beberapa kawan pernah mendapat proyek membuat maket Pulau Weh dari kertas koran yang dijadikan bubur dan dicampur lem tepung kanji untuk pameran - kita membuatnya di Laboratorium IPA di bakaran batu (saat itu SMP lama ada di Pasiran dan ada SMP baru di Bakaran batu), saya tapi lupa apakah kawan saya Kumari yang tinggal di Cot Bak U sudah berteman saat SMP atau saat SMA ya? dimana ia sekarang, lalu ada teman saya yang perempuan yang tinggal dibakaran batu, tapi siapa ya namanya? atau ia teman di Sanggar Kesuma Bangsa KP4BS ???
Siapa saja ya teman saya membuat maket iu ? ada yang ingat?
Lalu saya ingat juga ada teman wanita saya yang lucu dan lugu, saya ingat sekali saat ia dijemput ayahnya dengan honda baru, ia salah naik (duduknya menghadap kekanan, sehingga kawan-kawan lain pada ketawa, tapi ia tidak marah dan ikut tertawa) siapa namanya ya? ada yang ingat? dan dimana ia kini?
Semuanya mulai kabur ya? namun rupanya kalau kita mulai memasuki usia tua kenangan masa lalu mulai teringat lagi.
Wednesday, March 4, 2015
Home »
» KENANGAN MASA REMAJAKU di Sabang (s/d SMP Negeri Sabang)
0 comments:
Post a Comment