Friday, April 3, 2015

BAGAIMANA YAYASAN (YPKGM) MEMBIAYAI KEGIATANNYA SELAMA INI

Mungkin semua orang akan bertanya-tanya bagaimana yayasan ini bisa membiayai kegiatannya sejak tahun 1994 hingga sekarang ini, bila yayasan ternyata tidak memiliki dana hibah, donatur tetap, mitra tetap dan suntikan dana abadi.
Sebagaimana saya katakan pada posting saya yang berjudul “MISKIN KOK PUNYA YAYASAN” maka sebenarnya tidak ada niat apapun juga didiri saya untuk membuat yayasan saat saya memulai kegiatan membina anak-anak yang saya lihat berkeluyuran tidak tentu arah setiap pulang sekolah.
Saya mengumpulkan mereka karena kepedulian saya pada anak-anak yang sangat disayangkan bila menghabiskan waktu mereka dengan kegiatan yang tidak bermanfaat, sia-sia.
Dan karena saya hobby membaca, saya merasakan bahwa sangat banyak manfaatnya sehingga saya ingin membaginya dengan anak-anak tersebut, saya punya modal dasar yaitu koleksi buku dan majalah anak-anak yang saya simpan baik sejak SD dahulu hingga SMA.
Jadi modal dasar pendirian yayasan ini sebenarnya adalah NIAT MEMBANTU / KEPEDULIAN saya pada anak-anak serta koleksi BUKU dan Majalah TUA serta TENAGA DAN PIKIRAN yang saya curahkan untuk membuat mereka mau ikut dalam kegiatan yang saya adakan.
Awalnya saya mengadakan kegiatan itu dengan memanfaatkan halaman kantor Camat yang kosong setiap sore hari, kami berkumpulan di halaman rumput, atau dilapangan volley bila tidak ada yang gunakan dan disana saya mengajak anak-anak berbincang-bincang tentang diri mereka, cita-cita mereka, dan saya juga menceritakan tentang tokoh-tokoh dunia, orang-orang yang berjuang dari miskin sehingga akhirnya menjadi milyuner dan cerita-cerita dunia lainnya seperti moby dick, tom sawyer, Gubuk Paman TOM dll.
Inilah awal dari Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda ini, dan selanjutnya kami mendapat bantuan dari PT.Semen Andalas Indonesia yang merehab gedung peninggalan Kontrolir Belanda untuk pusat kegiatan kami, digedung ini saya juga merintis berdirinya perpustakaan hingga akhirnya saya terpilih menjadi Pustakawan Teladan tingkat Provinsi untuk katagori perpustakaan umum.
Bantuan dari PT. Semen Andalas Indonesia hanya berlangsung selama 3 tahun, dan setelah itu kegiatan kami didukung oleh masyarakat sendiri, dimana orang tua anak binaan kami yang memiliki penghasilan lebih tidak segan-segan menyumbangkan dana untuk berbagai kegiatan yang kami adakan, disamping itu kantor-kantor pemerintah juga banyak membantu dalam setiap event yang kami ikuti.
Bantuan yang saya terima secara rutin adalah honor untuk saya sebagai pembina dan pengelola Balai Pemuda demikian kami menamai gedung kontrolir Belanda yang dijadikan pusat kegiatan kami, walaupun bantuan ini untuk honor saya, namun saya tidak segan membaginya dengan 2 teman lain yang saya ajak membantu saya karena anak binaan yang semakin banyak sehingga tidak mampu saya tangani sendiri. Dan dari semua bantuan ini, adakalanya meninggalkan asset seperti tipe recorder, toa, rebbana, gendang dll dan agar ini tidak memiliki kepemilikan yang legal maka saya mendirikan yayasan sebagai lembaga legal yang sah sebagai pemilik asset tersebut.
Disamping bekerja sebagai pengelola Yayasan saya juga membuka usaha sendiri saat itu, yaitu usaha peternakan ayam petelur kampung, dimana saat itu harga telur kampung jauh lebih tinggi dari ayam ras karena digunakan untuk obat dan makanan kesehatan, jadi saya mengembangkan usaha peternakan ayam kampung petelur insentif dengan sistem baterai. Dan disamping itu saya juga membuat usaha penetasan telur dan anak ayam hasil tetas saya jual.
Dari usaha inilah saya juga bisa ikut mensupport operasional saya dalam mengurus yayasan karena honor saya dari PT. Semen Andalas Indonesia saat itu hanya sebesar Rp. 300.000,- dan dibagi 3 jadi masing-masing dapat Rp. 100.000,- per bulan, dan dengan dihentikan bantuannya setelah 3 tahun maka pendapatan saya dari usaha sangat berarti.
Selanjutnya saya bekerja di Fakultas Hukum Muhammadiyah Aceh, Saya membuka usaha Private Les Komputer, Saya mendirikan CV.Profesional Group yang bergerak dibidang  Jual Beli Komputer dll dimana sebagian penghasilan saya saya sumbangkan untuk berbagai kegiatan yayasan.
Tsunami 26 Desember 2004 menghancurkan semua usaha yang telah saya rintis dengan susah payah tersebut, semua asset dan gedung pusat kegiatan kami hancur rata dengan tanah, bayak teman, anak binaan hilang/meninggal akibat musibah tsunami tersebut, termasuk saya kehilangan kedua orang tua dan rumah tinggal. Saya selamat karena saat itu sedang berada di tempat usaha private komputer saya di Darussalam, namun harta benda saya termasuk semua komputer untuk private rusak berat (Tempat usaha saya tersebut hanya kena imbasan banjir tsunami setinggi +/- 1,5 m sehingga tidak ada korban jiwa).
Pasca tsunami, setelah bekerja sebagai relawan pada organisasi besar Muhammadiyah, maka saya memulai kembali  kegiatan yayasan saya dari NOL.
Alhamdulillah saat akan memulai kegiatan itu, saya mendapat kabar bahwa uang proyek pengadaan komputer yang saya masukkan ke 2 rekanan kantor pemerintah telah keluar, dan dengan uang tersebutlah saya membeli sebuah Mobil Minibus untuk saya gunakan sebagai Mobil Perpustakaan keliling untuk membantu anak-anak dibarak-barak pengungsian agar mereka tidak semakin tertekan karena saat itu orang tua mereka tidak sempat memperhatikan mereka, karena mereka yang juga dalam kondisi yang sama sibuk mengurus kerabat dan sanak famili yang juga tertimpa bencana, mereka sibuk mengais-ngais puing-puing rumah mereka mencari secercah harapan mungkin masih ada harta yang tertinggal.
Upaya saya berjalan baik, banyak NGO Internasional yang ikut membantu kerjasama program psikososial yang saya lakukan dengan support dana.
Dari dana bantuan NGO Internasional inilah saya menggaji relawan saya, dan fee jasa kerjasama inilah yang akhirnya saya gunakan untuk membangun Children Learning Center.
Children Learning Center ini dibangun diatas tanah seluas 1820m2 warisan keluarga saya dan disinilah saya akan memulai kembali pembinaan anak-anak dan remaja di Leupung dan sekitarnya.
Berbeda dengan masa sebelum tsunami, saat ini kita tidak bisa lagi menemukan relawan tanpa memberi imbalan apapun, namun akhirnya saya berhasil juga menemukan relawan yang mau bekerja dengan imbalan hanya menggantikan biaya transportasi saja.
Saya membuka unit usaha produktif untuk operasional yayasan, yaitu berupa usaha warung kopi, kelontong dan photocopy/atk,   usaha tersebut awalnya memberikan kontribusi yang berarti bagi yayasan, namun sayang usaha tersebut rupanya memberi ide bagi masyarakat lain di Leupung untuk membuka layanan sejenis, yaitu usaha photocopy/atk sehingga pemasukan di usaha yang saya kembangkan juga berkurang karena pangsa pasar di Leupung kecil. Saya mengembangkan usaha photostudio untuk melayani kebutuhan cuci cetak pas photo dan photo dari HP, juga berkembang baik, namun kembali usaha ini ikut dikembangkan oleh pihak lain, begitu juga saya membuka bimbingan belajar membaca dan menulis, juga ini diikuti oleh guru-guru lain yang membuka layanan sejenis dirumahnya.
Kesemuanya ini membuat usaha produktif yayasan yang dikembangkan dengan modal kecil dan ditiru oleh masyarakat lainnya membuat kontribusi dana untuk operasional yayasan tidak tercukupi sehingga disimpulkan untuk mengembangkan usaha yang lebih besar dengan modal yang lebih besar, dan berdasarkan pemikiran inilah diambil pinjaman bank sebesar Rp. 250 juta, namun dana ini juga sebagian besar adalah untuk menyelesaikan finishing gedung yang dimanfaatkan sebagai tempat usaha, diantaranya memasang keramik dan memperbesar dana listrik.
Setelah berjalan setahun, ternyata perkembangan usaha sangat tidak memuaskan, bila semuala lancar menutup iuran bank dan memberikan jasa untuk trainer serta operasional yayasan, maka akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan berdampak langsung pada daya beli masyarakat maka untuk menutup kewajiban iuran bank saja sebesar Rp.  4.379.000,- per bulan mulai kewalahan, belum ditambah dengan iuran listrik yang mencapai Rp. 800.000,- per bulan, sehingga untuk jasa para relawan sejak awal tahun 2015 tidak digunakan lagi mengingat tidak adanya imbalan jasa sedikitpun yang dapat diberikan kepada mereka.

Akhirnya disinilah kita berada, dalam kondisi GENTING, diambang kehancuran 

0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com