Sunday, February 22, 2015

Ketika Tuhan Berpaling darimu

Pernahkah anda merasa sangat nelangsa? Ketika semua usaha anda berbuah kegagalan? Ketika semua doa anda tidak dikabulkan Tuhan? Ketika semua itikad baik anda dinilai negatif, Ketika sahabt dan saudara anda pergi meninggalkan anda, Ketika anda gagal dan gagal lagi, bagai sudah jatuh ketimpa tangga lagi, lantas ketika bangun tersandung lagi.

Mungkin saat itu anda akan merasa bahwa Tuhan tidak adil, Tuhan pilih kasih, Tuhan Buta, kenapa mereka yang jelas pembohong, angkuh dan sombong, tidak jujur dan korupsi, bahkan kafir kok hidupnya makmur dan berlimpah segala karunia Tuhan?

Saat seperti itu, anda pasti merasa putus asa, ingin mati saja dan bahkan mungkin anda akan memaki-maki kehidupan yang kejam, bahkan memaki Tuhan yang telah membuat anda menderita. Subhanallah!!!!

Nah, bagi anda yang mengalami hal seperti tersebut ditas, ada baiknya mengetahui mengapa kita menjadi putus asa.

Di antara sebab-sebab yang dapat menimbulkan keputusasaan adalah:

1.  Mengingat-ingat musibah sampai tidak bisa melupakannya serta dan membayangkannya sampai tidak mampu menjauhkannya. Karena dengan mengingat-ngingat musibah tersebut, maka dia tidak akan menemukan penghiburnya, dan dengan membayang-bayangkannya, maka dia tidak akan mampu bersabar.

Umar bin Khaththab RA pernah mengatakan, “Janganlah kamu mencucurkan air mata karena mengingatnya.”

2. Penyesalan dan berduka cita yang berlebihan sehingga dia tidak mampu mengambil pelajaran dari musibah yang dideritanya dan tidak mampu mengganti sesuatu yang telah hilang. Dengan adanya penyesalan tersebut, maka penderitaannya akan semakin bertambah, dan dengan duka citanya tersebut akan menambah keputusasaannya.

Allah SWT berfirman, “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Al Hadid: 23).

Sebuah syair juga pernah mengatakan, “Jika kamu mendapat musibah, maka berpegang teguhlah kepada Allah dan meminta keridhaan-Nya. Karena Dzat yang dapat menghilangkan musibah tersebut hanyalah Allah. Jika Allah telah menetapkan ketentuannya, maka tunduklah kepada kekuasaan-Nya. Karena tidak akan ada seorang manusiapun yang dapat mensiasati apa yang telah ditentukan oleh Allah. Keputusasaan itu akan memutuskan harapan pelakunya, maka janganlah kamu berputus asa, karena Allah-lah Dzat yang telah menciptakannya.

3. Banyak mengeluh dan tidak sabar. Sebagaimana hal ini telah disinyalir oleh Allah SWT dalam firman-Nya, “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.” (Al Ma’arij: Yakni sabar yang tidak disertai dengan keluhan dan kesedihan yang mendalam.

Anas bin Malik telah meriwayatkan bahwa Nabi SAW telah bersabda, “Tidak dianggap  sabar orang yang mendalam kesedihannya.”

Ka'ab Al Ahbar telah menceritakan bahwa dalam kitab Taurat tertulis, “Barang siapa yang ditimpa musibah, lalu mengadukannya kepada manusia, maka sama dengan mengeluh kepada Tuhannya.”


Nah, berdasarkan hal itu, maka berkacalah kita sebelum menyalahkan kegagalan kita pada orang lain, terlebih pada Tuhan, intropeksi diri dan jujurlah pada diri sendiri. Bila kita menemukan dimana letak kesalahan kita perbaikilah, minta maaflah baik kepada Allah ataupun orang lain bila kesalahan kita ini melibatkan orang lain - jangan malu.


Dan sadarilah baha kehidupan adalah perjalanan yang penuh tantangan dan ujian. Kehidupan diciptakan Allah SWT untuk menguji siapa di antara kita yang paling baik amalnya. “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. 67 : 2).

Jika kita memahami dan meyakini hakekat kehidupan yang berupa ujian, maka kita akan lapang dada ketika menerima cobaan.musibah dan siap mental untuk menerima tantangan kehidupan dari Allah SWT. Kita tidak akan mudah putus asa karena yakin Allah SWT tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan kita. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. 2 : 286).
Itulah sebabnya Allah menyebut orang yang putus asa sebagai orang yang kafir (ingkar), karena ia lupa dengan hakekat kehidupan yang berupa ujian ini. Juga lupa dengan berbagai nikmat yang lebih banyak diberikan Allah SWT daripada musibah/cobaan yang Allah berikan kepadanya. “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS. 12 : 87).
Allah SWT juga mencela orang yang cepat berputus asa dengan firman-Nya, “Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan” (QS. 41 : 49). “Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih” (QS 11 : 9).

Jika kita meyakini betul hakekat kehidupan ini, Insya Allah tidak akan mudah putus asa dan selalu bersemangat menjalani kehidupan. Berikut ada beberapa saran agar kita juga selalu termotivasi untuk sukses, yakni :

1. Selalu berpikir positif.

Biasanya perasaan rendah diri tidak akan sukses disebabkan adanya kekhawatiran sukses itu jauh dan sulit. Padahal kita sebenarnya sudah sukses sejak lahir. Untuk menjadi manusia, kita harus mengalahkan 1 milyar lebih calon manusia lainnya ketika berbentuk sperma. Bukankah itu berarti kita sudah menjadi juara (sukses) sejak lahir? Jadi terus meneruslah berpikir positif bahwa kita pasti bisa sukses. Jangan masukkan pikiran negatif bahwa kita tidak akan sukses. Sebab biasanya dari 1000 pikiran negatif yang benar itu hanya 1. Jika pun pikiran negatif terbukti, maka jadikan hal tersebut sebagai cara untuk belajar memperbaiki diri.

2. Yakin bahwa kita memiliki kelebihan.

Agar menjadi orang yang semangat akan kesuksesan dan tidak mudah berputus asa, yakinlah bahwa kita lebih hebat dari yang kita duga. Kita harus lebih banyak memikirkan kelebihan Kita daripada kekurangan Kita. Biasanya orang yang rendah diri lebih sibuk memikirkan kekurangannya daripada kelebihannya. Bahkan kekurangan yang nilainya kecil dibuat agar kelihatan besar oleh orangyang rendah diri. Jika kita selalu berpikir tentang kelebihan daripada kekurangan kita, maka kita akan lebih percaya diri untuk sukses. Nah..bagaimana kalau kita tidak mengetahui kelebihan (potensi) diri kita sendiri? Tanyalah kepada orang yang dekat dengan Kita tentang apa kelebihan Kita. Atau inventariskan prestasi kita di masa lalu. Setelah tahu, ingat-ingat dan gunakan untuk mempertebal rasa percaya diri kita. Bahkan kelebihan yang tidak ada hubungannya dengan situasi yang tengah kita hadapi tetap dapat membuat kita lebih percaya diri dihadapan orang lain.

3. Paksa diri untuk terus berkarya

Agar kita bisa sukses, maka lawan rasa putus asa tersebut dengan terus bergerak (berusaha). Jangan pernah berhenti untuk bergerak, karena kahekat kehidupan ini adalah pergerakan. Orang yang tidak bergerak pada hakekatnya dia sudah mati. Itulah sebabnya Allah menyuruh kita untuk terus bergerak walau memaksa diri. “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui” (QS. 9 : 41). Orang yang berputus asa karena ia banyak diam atau bergerak tapi tanpa arah. Teruslah kita bergerak dengan arah yang jelas menuju cita-cita mulia. Niscaya rasa putus asa akan hilang dengan sendirirnya.

4. Fahami badai pasti berlalu. 

Setiap ada kesulitan pasti ada kebahagiaan, setiap ada masalah pasti ada jalan keluarnya. Seberat apapun masalah yang kita hadapi sifatnya netral dan Tuhan pasti memberikan solusi dan jalan keluarnya, tergantung kita mau mencarinya atau tidak.
5. Berpikir untuk masa depan. Lihatlah ke depan dan kembali ingat-ingatlah berbagai target, harapan, dan cita-cita yang ingin dicapai.

6. Lihat sekitar anda. 

Ingatlah orang-orang tersayang di sekitar anda, ingat bagaimana mereka begitu penuh kasih sayang dan pasti tidak ingin melihat kita bersedih.

7. Cobalah pergi ke tempat dimana terdapat beberapa orang yang kurang mampu, misalkan panti asuhan atau rumah kumuh. Renungkanlah bagaiman mungkin kita bisa menyerah pada keadaan dengan begitu mudah, sementara di tempat lain masih banyak orang yang berada pada keadaan lebih sulit.

8. Kesuksesan bukan hanya materi. 
Materi memang penting dalam mengarungi hidup didunia, namun jangan jadikan tujuan utama.

9. Pasrahkan setiap masalah pada Tuhan. 

Pasrahkan semua permasalahan materi setelah anda berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya. Dengan kepasrahan akan memperoleh energi baru untuk meraih kesusksesan.

10. Kegagalan bukan akhir segalanya. 
Setiap kegagalan merupakan awal untuk meraih sebuah kesuksesan, karena kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda selama kita terus berusaha tanpa rasa putus asa.

11. Syukuri nikmat Tuhan yang kita terima. 

Jangan bandingkan apa yang anda peroleh dengan nikmat yang diperoleh orang lain yang bisa menimbulkan rasa iri, dengki dan semakin menyiksa diri sendiri.

12. Sharing permasalahan anda kepada orang-orang terdekat anda sehingga diterima saran untuk mencapai jalan keluar setiap masalah

13. Yakinlah bahwa setelah ada kesulitan, maka aka nada sebuah titik terang yang dating, sebagaimana matahari yang akan berpijar indah setelah gelapnya malam menyergap.

14. Bangkitkanlah kembali motivasi terbesar bagi semua usaha anda. Tiap orang pasti punya motivasi untuk bisa bertahan, entah itu orang tua, pasangan, anak, atau pun cita-cita tertentu.

Semoga tulisan ini bisa mengatasi rasa putus asa dan dapat bermanfaat untuk anda.

  

0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com