Pernah dengar istilah patungan? Budaya asli Indonesia yang sering ditemukan didesa-desa saat ada acara perkawinan, kematian hingga pendirian rumah. Disanamasyarakat gotong-royong memberikan tenaga ataupun dana, alasannya? Solidaritas, dan rasa kekeluargaan.
Sekarang kita bayangkan konsep patungan itu tidak lagi antara sesama orang yang saling mengenal, tapi dari orang asing yang baru bertemu secara virtual melalui internet, lalu apa alasannya ikut patungan? Kesamaan visi dan gagasan. Itulah dia crowdfunding.
Bantulah YPKGM untuk dapat melanjutkan program belajar gratisnya bagi anak-anak kurang mampu, ini deskripsi singkat YPKGM dengan program belajar gratisnya.
Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda berdiri pada tahun 1994 dan pendirinya Teuku Syafrizal, yang dikenal sebagai Kak Ubit, memiliki misi untuk menciptakan sumber daya baru yang memperkaya dan memberdayakan kehidupan anak-anak dan remaja di Aceh. Awalnya yayasan ini mendapat dukungan dana operasional dari pabrik semen lokal selama 3 tahun - perusahaan besar dari masyarakat.
Ini adalah sebuah organisasi nirlaba Aceh yang berfokus pendidikan non-pemerintah yang mengambil pendidikan ke desa kecil dan miskin - secara harfiah.
Setelah tsunami 2004 sampai 2009 Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda (YPKGM) pondasi menggunakan unit mobile, dilengkapi dengan buku-buku pendidikan dan film, buku cerita, komputer, TV, pemutar LCD dan peralatan elektronik lainnya untuk mendorong anak-anak di Aceh untuk belajar, dan sejak tahun 2009 sampai sekarang, Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda (YPKGM) membangun Pusat Pembelajaran Anak dan mengembangkan TBM di desa kecil dan miskin (di 7 desa), dilengkapi dengan buku-buku pendidikan, buku cerita, komputer, TV, pemutar LCD dan peralatan elektronik lainnya untuk mendorong anak-anak di Aceh untuk belajar.
Pendanaan selama ini berasal dari berbagai sumber, termasuk sumbangan terbaru dari "Aceh Lon Sayang", dan sebelumnya paska tsunami dari Kerjasama dengan World Vision, CBM International, Parramatta Dewan Kota di New South Wales, Australia. Bantuan disalurkan melalui 'Youth off the Streets Limited-Sidney Australia, dll
Sejak tahun 2009 Karena tidak adanya sumber pendanaan tetap, tidak memiliki donatur tetap, tidak memiliki mitra dan tidak adanya titipan dana abadi atau hibah/wakaf maka Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda kesulitan dalam pembiayaan operasonal Pusat Pembelajaran Anak, yang biasanya memiliki sekitar 15 relawan dan TBM memiliki 5 relawan, bertujuan untuk mendorong anak-anak untuk membaca dan belajar di lingkungan yang menyenangkan. Tapi sekarang Unit Children Learning Center hanya memiliki 3 relawan, yang dilakukan untuk penghematan biaya, sementara TBM saat ini mempekerjakan seorang manajer saja.
Sebelumnya yayasan ini bertempat di sebuah bangunan sekitar 1 kilometer dari laut. Desember 2004 gempa bumi dan tsunami yang dihasilkan menghancurkan bangunan. 30 staf utama yayasan, sekitar 20 hilang/meninggal.
"Sementara menyelesaikan universitas, saya kembali ke kampung halaman saya selama istirahat. Aku melihat anak-anak nakal, mencuri barang-barang. Kecintaanku membaca mengilhami saya untuk mendirikan sebuah organisasi yang bisa membuat pendidikan yang bisa diakses oleh anak-anak, dengan harapan mengurangi kenakalan, "kata pendiri YPKGM, Kak Ubit.
Sekarang yayasan telah memiliki bangunan permanen sebagai anak pusat belajar, tetapi untuk menjalankan programnya menunggu bantuan dari luar dalam bentuk hibah, pinjaman, dan kemitraan atau sponsor
Walaupun belum dilengkapi 100 persen dengan fasilitas belajar, tapi untuk layanan telah berjalan terus menerus sejak tahun 2010, termasuk pengembangan tarian, drama (teater), bimbingan bahasa Inggris, les komputer, membaca dan menulis panduan, bimbingan Matematika, kecil bisnis konseling, pertanian, peternakan dan perikanan, serta sumber-sumber pendanaan, Anak Learning Center juga dilengkapi penjualan unit bisnis kopi, fotokopi dan alat tulis, foto studio, mengetik komputer dan layanan kelontong. Meski masih relatif kecil, namun sudah mulai memberikan kontribusi yang signifikan terhadap operasional Anak Learning Center, yang sudah mampu membeli LCD Projector dan Plasma Televisi, Beli Komputer dan printer, listrik dan hanya membayar biaya transportasi untuk 3 relawan.
Namun semakin lama, karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia, maka kesulitan semakin memberatkan sehingga unit usaha yang dikembangkan dengan modal pinjaman Bank sebesar Rp. 250.000.000,- tidak mampu lagi memberikan kontribusi untuk operasional yayasan, bahkan untuk membayar iuran Bank dan iuran Listrik saja mulai terancam tertunggak sehingga terancam penyitaan dan pemutusan.
Pengurus Yayasan sendiri, secara finansial tidak memiliki kemampuan apa-apa, ia hanya mampu menyumbangkan pikiran dan tenaganya. Ia sekarang hidup dari usaha menjual Minuman dan jasa photografer serta pengetikan komputer yang disokong istrinya yang kini menjual siomay goreng yang dtitip di kantin sekolah-sekolah.
Ini membuat Pengurus Yayasan berkesimpulan bahwa sudah saatnya mengjual hak kepemilikan termasuk hak atas asset Yayasan kepada para dermawan, hartawan yang peduli dengan pendidikan anak.
Untuk mengetahui nilai asset dan yayasan lebih jauh silahkan buka http://ypkgm.blogspot.com danhttp://rajaubit.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment