This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Telling stories and joking with children in refugee camps
Kak Ubit when gathering activities with children in refugee camps - he talked and exchanged experiences with their
Telling stories and joking with children in refugee camps
Kak Ubit when gathering activities with children in refugee camps - he talked and exchanged experiences with their
Storytelling on the Beach
Kak Ubit when bringing children to the seaside recreation also not miss the opportunity to talk with them
Story Teller
While visiting the school, Kak Ubit not miss the opportunity to talk and joke with children
Story Teller
There is always a small gift for children achievers
Story Teller
There is always a small gift for children achievers
Monday, April 13, 2015
Bantulah saat dibutuhkan - Jangan Tunggu NANTI
Ayo kunjungi situs crowdfunding berikut untuk membantu anak kurang mampu https://kitabisa.com/BimbelAnakAceh
Saturday, April 11, 2015
ACEH (BAGIAN 3 MOMENT MASA LALU UNTUK MEMBANGUN MASA DEPAN )
Walaupun
dalam bagian 1 Negativisme saya menyatakan
bahwa kita jangan hanya membangga-banggakan masa lalu namun bukan berarti kita
harus melupakan masa lalu Aceh baik masa ke jayaannya maupun masa yang penuh
penderitaan, dan berangkat dari masa lalu inilah kita akan membangun masa depan
Aceh sebagai
suatu bangsa yang bermartabat dan mampu berdiri sejajar dengan suku bangsa
lainnya di Indonesia bahkan bangsa-bangsa lainnya didunia.
Masa Kesultanan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda adalah putra dari Puteri Raja Indra Bangsa, keturunan
keluarga Raja Darul Kamal dan ayahnya adalah Sultan Alauddin Mansur Syah yang
merupakan putra Sultan Abdul Jalil bin Sultan 'Alaiddin Ri'ayat Syah Al-Kahhar.
Besar dalam lingkungan istana, ketika telah cukup umur Iskandar Muda
dikirim ayahnya untuk belajar pada Teungku Di Bitai, salah seorang ulama dari
Baitul Mukadis pakal ilmu falak dan ilmu firasat.
Iskandar muda mempelajari ilmu nahu dari beliau. Selanjutnya ayah Iskandar
Muda mulai menerima banyak ulama terkenal dari Mekah dan dari Gujarat.
Di antaranya adalah tiga orang yang sangat berpengaruh dalam intelektual
Iskandar Muda, yaitu Syekh Abdul Khair Ibnu Hajar, Sekh Muhammad Jamani dari
Mekah dan Sekh Muhammad Djailani bin Hasan Ar-Raniry dari Gujarat.
Dinobatkan pada tanggal 29 Juni 1606, Sultan Iskandar Muda memberikan
tatanan baru dalam kerajaannya. Beliau mengangkat pimpinan adat untuk tiap suku
dan menyusun tata negara sekaligus qanun yang menjadi tuntunan penyelenggaraan
kerajaan dan hubungan antara raja dan rakyat.
Selama 30 tahun masa pemerintahannya (1606 - 1636 SM) Sultan Iskandar Muda
telah membawa Kerajaan Aceh Darussalam dalam kejayaan. Saat itu, kerajaan ini
telah menjadi kerajaan Islam kelima terbesar di dunia setelah kerajaan Islam
Maroko, Isfahan, Persia dan Agra.
Seluruh wilayah semenanjung Melayu telah disatukan di bawah kerajaannya dan
secara ekonomi kerajaan Aceh Darussalam telah memiliki hubungan diplomasi
perdagangan yang baik secara internasional.
Rakyat Aceh pun mengalami kemakmuran dengan pengaturan yang mencakup
seluruh aspek kehidupan, yang dibuat oleh Iskandar Muda.
Dalam karya-karya
penulis asing dan Indonesia tentang sejarah Aceh disebutkan bahwa Sultan
Iskandar Muda merupakan sultan yang paling besar dan masyhur dalam deretan
nama-nama sultan yang memerintah di Kesultanan Aceh. Di bawah pemerintahan
sultan ini, Kesultanan Aceh dapat mencapai puncak kejayaannya dalam bidang
hukum, politik, kemiliteran, ekonomi, agama, pendidikan, kebudayaan, dan
sebagainya.
Dalam Bustanus Salatin karya Nuruddin ar-Raniri disebutkan
bahwa Sultan Iskandar Muda sangat giat mengembangkan agama Islam di Kesultanan
Aceh. Di setiap daerah diperintahkan mendirikan mesjid sebagai tempat Ibadah.
Selanjutnya, Bustanus Salatin juga memberikan gambaran bahwa
sultan adalah seorang yang shaleh dan taat beragama Islam. Ia selalu
menganjurkan kepada rakyatnya supaya memeluk dan melaksanakan ajaran Islam
dengan sungguh-sungguh dan sempurna.
Bermacam peraturan
dikeluarkan untuk mencegah orang melanggar ajaran agama, seperti melarang orang
berjudi dan minum-minuman keras. Selain itu, Iskandar Muda juga disebut sebagai
sultan yang sangat pemurah. Setiap kali pergi shalat Jumat, ia tidak lupa
membawa bermacam hadiah dan sedekah untuk diberikan kepada fakir miskin. Selain
itu, Sultan Iskandar Muda juga berhasil membuat ketetapan-ketetapan tentang
tata cara yang berlaku di Kerajaan Aceh dan mengenai penggunaan stempel
kerajaan yang dinamakan cab
siekureuengatau stempel halilintar. Kumpulan ketetapan itu kemudian disebut
dengan nama Adat Meukuta Alam.
Dengan demikian,
budaya Aceh merupakan aspek peradaban yang tidak identik dalam pemahaman budaya
pada umumnya, karena segmen-segmen integritas bangunan budaya juga bersumber
dari nilai-nilai agama atau syariat yang menjiwai kreasi budayanya. Roh
Islami itu telah menjiwai dan menghidupkan budaya Aceh sehingga melahirkan
nilai-nilai filosofis yang akhirnya menjadi patron landasan budaya ideal dalam
bentuk narit maja, “Adat
Bak Po Teumeureuhom, Hukom Bak Syiah Kuala, Qanun Bak Putroe Phang, Reusam Bak
Lakseumana”. Po Teumeureuhom, lambang pemegang kekuasaan. Syiah Kuala,
lambang hukum syariat atau agama dari ulama. Qanun, perundang-undangan yang
benilai agama dan adat. Reusam merupakan tatanan protokuler atau
seremonial adat istiadat dari ahli-ahli atau pemangku adat. Pengembangan
nilai-nilai tatanan tersebut mengacu kepada sumber asas, yaitu “hukom ngon
adat lagee zat ngon Sifeut “
Suatu peristiwa yang
mengharukan dan menggetarkan setiap jiwa, ketika Sultan Iskandar Muda
mengeksekusi mati anaknya sendiri (Meurah Pupok) sesuai dengan vonis
pengadilan. Semua pembesar kerajaan pada waktu itu terdiam karena tidak berani
membantah keputusan sultan. Menteri kehakiman yang bergelar Sri Raja Panglima
Wazir berusaha membujuk, tetapi sultan tetap pada keputusannya. Sultan sendiri
dengan tegas mengatakan apabila tidak ada seorang pun yang mau melakukan
hukuman ini maka ia sendiri yang akan melakukannya. Sultan Iskandar Muda
mengatakan, ”aku akan menerapkan hukum kepada Putra Mahkota yang
seberat-beratnya. Dengan tanganku sendiri akan kupenggal leher putraku karena
telah melanggar hukum dan adat negeri ini.” Dari peristiwa inilah muncul
ungkapan masyhur: mate aneuk
mupat jeurat, gadoh adat pat tamita (’mati anak jelas kuburannya, hilang
adat (hukum) ke mana hendak dicari’), maksudnya menegakkan hukum yang adil
tanpa pilih tebang.
Perilaku Adil
Sebagai masyarakat
muslim, orang Aceh selalu mengaitkan keadilan dengan ajaran Islam yang mereka
yakini. Menurut ajaran Islam, keadilan atau bersikap dan berbuat adil,
sejauhmana seseorang mampu menerapkan semua nilai dan norma-norma yang ada
dalam ajaran wahyu atau konsistensi seseorang dengan nilai wahyu dalam
kehidupannya sehari-hari. Wahyu merupakan sumber kebenaran yang mutlak,
keadilan yang diartikan di dalamnya merupakan keadilan yang sebenar-benarnya.
Oleh karena itu, konsep keadilan yang dijalankan oleh sultan Aceh tersebut tidak
terlepas dari pengaruh nilai agama yang menganjurkan manusia berbuat
adil. Untuk itu, muncul ungkapan dalam masyarakat Aceh, raja ade raja disembah, raja lalem
raja disanggah (‘raja adil
raja disembah, raja zalim raja dibantah’).
Perihal keadilan
suatu yang didambakan oleh umat manusia sepanjang masa. Keadilan merupakan
tuntutan setiap orang. Keadilan juga merupakan landasan untuk menjalin hubungan
sosial yang harmonis. Oleh karena itu, keadilan menjadi tema sentral setiap
perubahan sosial.
Dalam perkembangan
masyarakat, keadilan memang bukan tujuan akhir, tetapi keadilan menjamin bahwa
tujuan akan lebih mudah dicapai. Tujuan akhir yang hanya dapat dicapai melalui
keadilan tersebut adalah kesejahteraan rakyat. Tanpa keadilan, kesejahteraan
hanya dinikmati oleh sekelompok orang. Untuk itu, para sultan yang memerintah
di Aceh memahatkan kata adil pada mata uang yang dikeluarkannya
sebagai “pengingat” bagi setiap orang harus selalu berbuat adil terhadap diri
sendiri dan orang lain. Apalagi seorang raja terhadap rakyat yang dipimpinnya.
Kecuali dari kitab
suci Alquran, belum dapat ditelusuri dari kitab mana sultan-sultan kesultanan
Aceh mengambil ungkapan as-sultan
al-adil untuk dicantumkan
pada mata uang yang mereka keluarkan. Namun, dapat diduga bahwa sultan Aceh
mendasarkannya pada Alquran Surat An-Nahl: 90 yang terjemahannya sebagai
berikut, “sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebaikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang berbuat keji, kemungkaran, dan
kedurhakaan. Dia memberi pelajaran kepada mu agar kamu mengerti”. Ayat tersebut
seperti yang didasarkan pada bukti kutipan yang termaktub dalam kitab Taj-al-Salatinatau Taju-as-Salatin, yaitu kitab
Mahkota Segala Raja yang dikarang oleh Bukhari al Jauhari. Kitab tersebut
berisi pedoman cara mengendalikan pemerintahan berdasarkan ajaran Islam yang
tersebar di kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara. Sebagian ayat yang
dikutib dari fasal ke-6 Taju-as-Salatin, yaitu Innallaha yakmurukum bil adli wal
ihsan (’sesungguhnya Allah
menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan’).
Sultan yang
memerintah di Aceh menyadari bahwa jabatan adalah amanah yang seharusnya
digunakan untuk kemaslahatan umat, di antaranya melalui perilaku adil. Para
sultan yang memerintah di Aceh pada masa lalu begitu peka terhadap keadilan
tersebut, jangan sampai karena ketidakadilan, orang saling membunuh dan
perampasan hak orang lain secara tidak sah. Hal itu seperti yang dicontohkan
oleh Sultan Iskandar Muda yang telah menghukum anaknya sendiri karena dianggap
telah berbuat kesalahan. Oleh karena itu, ketika mendengarkan kata adil, orang
Aceh selalu teringat dan merindukan masa lalunya, suatu masa yang katanya
pernah mengantarkan masyarakatnya ke puncak kejayaan dalam segala bidang,
terutama dalam menegakkan keadilan dan kepastian hukum dengan sungguh-sungguh,
yaitu pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636).
8 (Delapan) wasiat Sultan Iskandar Muda
Pertama, hendaklah
semua orang tanpa kecuali supaya selalu ingat kepada Allah dan memenuhi
janji-Nya. Taushiah pertama ini tidak hanya diperuntukkan kepada rakyat semata,
tetapi juga diberlakukan untuk semua wazir, hulubalang, pegawai kerajaan,
bahkan untuk keluarga istana. Melalui wasiat ini telah mendorong tumbuhnya
girah keagamaan dan syiar Islam di seluruh wilayah kerajaan Aceh Darussalam.
Kedua, janganlah raja menghina para alim-ulama dan
cendekiawan. Pesan kedua ini terutama ditujukan kepada raja (diri sendiri)
sebelum ditujukan kepada rakyat. Ini mengandung filosofi, bahwa setiap pimpinan
(kerajaan) tidak hanya pandai memberikan perintah, intruksi kepada orang lain,
sedangkan untuk diri sendiri diabaikan. Pesan ini juga tercermin begitu baiknya
hubungan umara (raja) dengan ulama dan pada masa itu. Ulama ditunjuk sebagai
mufti kerajaan. Hal ini tidak terlepas dari pesan Rasulullah saw, “Ada dua
golongan manusia, bila kedua golongan itu baik maka akan baiklah semua manusia.
Dan bila keduanya tidak baik maka akan rusaklah kehidupan manusia ini, dua
golongan itu ialah ulama dan umara”.
Ketiga, Raja
janganlah cepat percaya bila ada informasi atau berita disampaikan kepadanya.
Wasiat ini ada berkorelasi dengan isyarat Alquran (al-Hujarat:6), agar setiap
ada berita atau informasi yang belum jelas, supaya dilakukan investigasi
kebenarannya. Tujuan supaya tidak menimbulkan fitnah antar sesama.
Keempat, Raja hendaklah memperkuat pertahanan dan keamanan.
Wasiat keempat ini merupakan hal yang penting, karena dengan kuatnya pertahanan
negara, menjadikan negara itu berwibawa. Pertahanan keamanan negara ini tidak
hanya ditujukan kepada prajurit-prajurit terlatih tetapi juga diserukan kepada
rakyat untuk saling membantu bangsa, agama dan tanah airnya dari segala bentuk
ancaman yang datang baik dari dalam maupun dari luar.
Kelima, Raja wajib merakyat, dan sering turun ke desa
melihat keadaan rakyatnya. Ini pesan yang sangat simpatik dan seperti itulah
jiwa dari seorang khalifah, tidak hanya duduk dan berdiam di istana dengan
segala kesenangan dan kemewahan, tapi semua itu justru digunakan untuk
kepentingan rakyatnya. Raja, tidak hanya ahli mendengar para pembisik dari
wazir dan hulubalangnya, raja tidak hanya pandai menerima dan membaca laporan
dari kurirnya, tetapi raja yang adil, arif dan bijaksana serta amanah
menyaksikan langsung apa yang sedang terjadi dan dialami oleh penduduknya.
Sifat semacam itu menjadi kebiasaan dari khalifah Umar bin Khattab saat beliau
menjabat Khalifah. Raja sangat menghargai prestasi yang telah dibuat oleh
rakyat, yang baik diberi penghargaan, sedangkan yang tidak baik diberi sanksi
berupa teguran dan peringatan.
Keenam, Raja dalam
melaksanakan tugasnya melaksanakan hukum Allah. Semua ketentuan Allah yang
harus dijalankan termaktub dalam Qanun al-Asyi. Tentang sumber hukum dalam
qanun al-asyi, dengan tegas dicantumkan, bahwa sumber hukum dari Kerajaan Aceh Darussalam,
yaitu Alquran, al-Hadis Nabawi, Ijmak ulama, dan qiyas, hukum adat, qanun dan
reusam.
Islamisasi semua aspek kehidupan rakyat Aceh disimbolkan oleh sebuah hadih maja yang menjadi filsafat hidup, politik dan hukum bagi rakyat dan Kerajaan Aceh Darussalam. Bunyinya: “Adat bak Poteumeureuhom, hukom bak Syiah Kuala, qanun bak Putroe Phang, reusam bak Laksamana, hukom ngon adat lagee zat ngon sifeut”. Menyimak ungkapan tersebut, jelas sekali demikian kukuhnya pilar keislaman yang dilandasi syariat Islam kaffah di seluruh wilayah Kerajaan Aceh Darussalam. Bahkan ada riwayat yang menyebutkan Sultan Iskandar Muda, pernah menghukum putranya sendiri karena melakukan perbuatan mesum dengan perempuan yang bukan isterinya.
Islamisasi semua aspek kehidupan rakyat Aceh disimbolkan oleh sebuah hadih maja yang menjadi filsafat hidup, politik dan hukum bagi rakyat dan Kerajaan Aceh Darussalam. Bunyinya: “Adat bak Poteumeureuhom, hukom bak Syiah Kuala, qanun bak Putroe Phang, reusam bak Laksamana, hukom ngon adat lagee zat ngon sifeut”. Menyimak ungkapan tersebut, jelas sekali demikian kukuhnya pilar keislaman yang dilandasi syariat Islam kaffah di seluruh wilayah Kerajaan Aceh Darussalam. Bahkan ada riwayat yang menyebutkan Sultan Iskandar Muda, pernah menghukum putranya sendiri karena melakukan perbuatan mesum dengan perempuan yang bukan isterinya.
Ketujuh, Raja
dilarang berhubungan dengan orang jahat. Pesan ini dipahami agar semua orang
berkewajiban untuk menegakkan amar makruf dan membasmi segala bentuk
kemungkaran. Kerajaan tidak memberikan kesempatan kepada siapapun untuk
melakukan segala bentuk kemaksiatan yang menjurus kepada kefasidan. Namun
berkenaan dengan syiar keagamaan kerajaan memberikan dukungan sepenuhnya untuk
dijalankan.
Kedelapan, Raja wajib
menjaga dan memelihara harta dan keselamatan rakyat dan dilarang bertindak
zalim. Pesan ini dimaksudkan agar raja bertindak adil dalam semua aspek, dan
tidak berlaku diskriminatif dalam penegakan hukum. Hak-hak rakyat dijaga, dan
sama sekali tidak membebani rakyat dalam hal-hal yang tidak mampu
dikerjakannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari
Sultan Iskandar Muda adalah keadilan itu berlaku bagi semua orang, bukan hanya
bagi masyarakat kecil dan adakah kita mencontoh hal ini? Ini hal yang patut
kita pertanyakan, karena saat ini pemerintahan Aceh ditangan orang Aceh yang
telah berjuang demikian lamanya untuk Aceh, tapi nampaknya keadilan belum
menjadi prioritas mereka, banyak kita dengar ketidakpuasan yang muncul bahkan
sesama para pejuang itu sendiri, diantaranya saat salah seorang tokoh ditampar
oleh teman seperjuangannya, dan lain sebagainya, seharusnya bila kita dalam
berjuang dulu begitu mengagungkan dan menginginkan kembalinya masa-masa
kejayaan Iskandar Muda maka kita tidak akan lupa dengan konsep keadilan yang
diterapkan oleh Iskandar Muda sehingga dalam menegakkan keadilan ia rela
menghukum pancung anaknya sendiri.
Oleh karena itu
adalah omong kosong bila kita ingin membangun Aceh tapi tidak menerapkan konsep
keadilan dalam pemerintahan kita, karena perihal keadilan suatu yang didambakan
oleh umat manusia sepanjang masa. Keadilan merupakan tuntutan setiap orang.
Keadilan juga merupakan landasan untuk menjalin hubungan sosial yang harmonis.
Oleh karena itu, keadilan menjadi tema sentral setiap perubahan sosial.
Demikian juga, sudahkan kita
menerapkan ke 8 wasiat Sultan Iskandar Muda? Bila kita memang ingin
mengembalikan masa-masa kejayaan saat beliau memimpin, maka berarti pula kita
harus berani mengikuti nilai-nilai luhur yang ada pada masa kepemimpinannya,
ingatlah selalu ungkapan
dalam masyarakat Aceh, raja
ade raja disembah, raja lalem raja disanggah (‘raja
adil raja disembah, raja zalim raja dibantah’).
Jangan biarkan ketidakadilan terus
berlanjut ditengah-tengah masyarakat Aceh saat ini, dan bila hal ini terus
berlanjut maka nantikanlah saat anda akan disanggah oleh rakyat Aceh.
Wednesday, April 8, 2015
DUKUNG PROGRAM BELAJAR GRATIS PADA PROGRAM CROWDFUNDING AYOPEDULI.COM
Pernah dengar istilah patungan? Budaya asli Indonesia yang sering ditemukan didesa-desa saat ada acara perkawinan, kematian hingga pendirian rumah. Disanamasyarakat gotong-royong memberikan tenaga ataupun dana, alasannya? Solidaritas, dan rasa kekeluargaan.
Sekarang kita bayangkan konsep patungan itu tidak lagi antara sesama orang yang saling mengenal, tapi dari orang asing yang baru bertemu secara virtual melalui internet, lalu apa alasannya ikut patungan? Kesamaan visi dan gagasan. Itulah dia crowdfunding.
Bantulah YPKGM untuk dapat melanjutkan program belajar gratisnya bagi anak-anak kurang mampu, ini deskripsi singkat YPKGM dengan program belajar gratisnya.
Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda berdiri pada tahun 1994 dan pendirinya Teuku Syafrizal, yang dikenal sebagai Kak Ubit, memiliki misi untuk menciptakan sumber daya baru yang memperkaya dan memberdayakan kehidupan anak-anak dan remaja di Aceh. Awalnya yayasan ini mendapat dukungan dana operasional dari pabrik semen lokal selama 3 tahun - perusahaan besar dari masyarakat.
Ini adalah sebuah organisasi nirlaba Aceh yang berfokus pendidikan non-pemerintah yang mengambil pendidikan ke desa kecil dan miskin - secara harfiah.
Setelah tsunami 2004 sampai 2009 Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda (YPKGM) pondasi menggunakan unit mobile, dilengkapi dengan buku-buku pendidikan dan film, buku cerita, komputer, TV, pemutar LCD dan peralatan elektronik lainnya untuk mendorong anak-anak di Aceh untuk belajar, dan sejak tahun 2009 sampai sekarang, Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda (YPKGM) membangun Pusat Pembelajaran Anak dan mengembangkan TBM di desa kecil dan miskin (di 7 desa), dilengkapi dengan buku-buku pendidikan, buku cerita, komputer, TV, pemutar LCD dan peralatan elektronik lainnya untuk mendorong anak-anak di Aceh untuk belajar.
Pendanaan selama ini berasal dari berbagai sumber, termasuk sumbangan terbaru dari "Aceh Lon Sayang", dan sebelumnya paska tsunami dari Kerjasama dengan World Vision, CBM International, Parramatta Dewan Kota di New South Wales, Australia. Bantuan disalurkan melalui 'Youth off the Streets Limited-Sidney Australia, dll
Sejak tahun 2009 Karena tidak adanya sumber pendanaan tetap, tidak memiliki donatur tetap, tidak memiliki mitra dan tidak adanya titipan dana abadi atau hibah/wakaf maka Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda kesulitan dalam pembiayaan operasonal Pusat Pembelajaran Anak, yang biasanya memiliki sekitar 15 relawan dan TBM memiliki 5 relawan, bertujuan untuk mendorong anak-anak untuk membaca dan belajar di lingkungan yang menyenangkan. Tapi sekarang Unit Children Learning Center hanya memiliki 3 relawan, yang dilakukan untuk penghematan biaya, sementara TBM saat ini mempekerjakan seorang manajer saja.
Sebelumnya yayasan ini bertempat di sebuah bangunan sekitar 1 kilometer dari laut. Desember 2004 gempa bumi dan tsunami yang dihasilkan menghancurkan bangunan. 30 staf utama yayasan, sekitar 20 hilang/meninggal.
"Sementara menyelesaikan universitas, saya kembali ke kampung halaman saya selama istirahat. Aku melihat anak-anak nakal, mencuri barang-barang. Kecintaanku membaca mengilhami saya untuk mendirikan sebuah organisasi yang bisa membuat pendidikan yang bisa diakses oleh anak-anak, dengan harapan mengurangi kenakalan, "kata pendiri YPKGM, Kak Ubit.
Sekarang yayasan telah memiliki bangunan permanen sebagai anak pusat belajar, tetapi untuk menjalankan programnya menunggu bantuan dari luar dalam bentuk hibah, pinjaman, dan kemitraan atau sponsor
Walaupun belum dilengkapi 100 persen dengan fasilitas belajar, tapi untuk layanan telah berjalan terus menerus sejak tahun 2010, termasuk pengembangan tarian, drama (teater), bimbingan bahasa Inggris, les komputer, membaca dan menulis panduan, bimbingan Matematika, kecil bisnis konseling, pertanian, peternakan dan perikanan, serta sumber-sumber pendanaan, Anak Learning Center juga dilengkapi penjualan unit bisnis kopi, fotokopi dan alat tulis, foto studio, mengetik komputer dan layanan kelontong. Meski masih relatif kecil, namun sudah mulai memberikan kontribusi yang signifikan terhadap operasional Anak Learning Center, yang sudah mampu membeli LCD Projector dan Plasma Televisi, Beli Komputer dan printer, listrik dan hanya membayar biaya transportasi untuk 3 relawan.
Namun semakin lama, karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia, maka kesulitan semakin memberatkan sehingga unit usaha yang dikembangkan dengan modal pinjaman Bank sebesar Rp. 250.000.000,- tidak mampu lagi memberikan kontribusi untuk operasional yayasan, bahkan untuk membayar iuran Bank dan iuran Listrik saja mulai terancam tertunggak sehingga terancam penyitaan dan pemutusan.
Pengurus Yayasan sendiri, secara finansial tidak memiliki kemampuan apa-apa, ia hanya mampu menyumbangkan pikiran dan tenaganya. Ia sekarang hidup dari usaha menjual Minuman dan jasa photografer serta pengetikan komputer yang disokong istrinya yang kini menjual siomay goreng yang dtitip di kantin sekolah-sekolah.
Ini membuat Pengurus Yayasan berkesimpulan bahwa sudah saatnya mengjual hak kepemilikan termasuk hak atas asset Yayasan kepada para dermawan, hartawan yang peduli dengan pendidikan anak.
Untuk mengetahui nilai asset dan yayasan lebih jauh silahkan buka http://ypkgm.blogspot.com danhttp://rajaubit.blogspot.com
Sunday, April 5, 2015
PERMASALAHAN STRATEGIS DAN SWOT ANALISIS YAYASAN PEMBINAAN KEGIATAN GENERASI MUDA (YPKGM) ACEH
A.
PERMASALAHAN STRATEGIS
ANALISIS KONDISI INTERNAL
Keunggulan utama Yayasan Pembinaan Kegiatan
Generasi Muda (YPKGM) adalah dalam program pembinaan kegiatan generasi muda, terutama dalam bidang psikososial, bidang
pembinaan seni tari dan drama, serta pelatihan life skill serta program
pemberdayaan masyarakat umumnya.
YPKGM sudah berpengalaman
sejak tahun 1994 dan mulai
melangkah pada tahap
profesional dengan meletakkan dasar utama saat bekerjasama dengan berbagai NGO International pasca
tsunami 2004 hingga pertengahan tahun 2009 untuk
program pembinaan generasi muda, yaitu pembinaan perpustakaan, pelatihan life skill, maupun kegiatan
psikososial seperti bibliotherapi program, serta pembinaan seni budaya seperti
tarian, drama, musik, pagelaran seni, festival musik, pemutaran film dll.
ANALISIS KONDISI EKSTERNAL
Perubahan akibat
globalisasi
Globalisasi yang mempengaruhi
kehidupan antar bangsa dan negara di dunia bukan hanya tantangan, tetapi juga
sekaligus merupakan peluang. Tantangan merupakan fenomena yang semakin ektensif
yang mengakibatkan batas-batas politik, ekonomi antar bangsa menjadi samar dan
hubungan antar bangsa menjadi begitu transparan. Globalisasi memiliki
implementasi yang luas terhadap penghidupan dan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Ditinjau dari prespektif kebangsaan, globalisasi
menimbulkan kesadaran bahwa kita merupakan warga dari suatu masyarakat global
dan mengambil manfaat darinya, namun disisi lain, makin tumbuh pula dorongan
untuk tumbuh lebih melestarikan dan memperkuat jati diri bangsa.
Akibatnya globalisasi berpengaruh terhadap ekonomi
antara lain dalam bentuk semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional
yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara. Ketika globalisasi ekonomi
terjadi, batas-batas negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi
nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi
perekonomian di satu pihak akan membawa peluang pasar produk dari dalam negri
ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang
masuknya produk-produk global kedalam pasar domestic. Secara nyata perekonomian
nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang di tandai dengan
adanya kekuatan pasar dunia. Maka dari itu kita sebagai warga negara harus bisa
bersaing dengan dengan negara lain agar kita tidak tersingkirkan oleh ketatnya
persaingan dalam era globalisasi ini.
Disinilah peran YPKGM untuk membantu masyarakat terutama
para generasi mudanya agar memiliki SDM yang tinggi dan mampu menghadapi
tantangan zaman tanpa melupakan jati dirinya sebagai bangsa Indionesia,
masyarakat Aceh yang bermartabat.
EVALUASI DIRI
Kondisi YPKGM saat ini :
1)
Nilai Plus : - Telah berpengalaman
selama selama 21 tahun (sejak tahun 1994) dan memiliki pengalaman bekerjasama
yang baik dengan NGO Nasional maupun International.
-
Memiliki
Gedung sendiri
1.
Gedung
Utama ukuran 8,5 x 12 m (2 lantai)
2.
Gedung
2 ukuran 9 x 12 m (1 lantai)
-
Memiliki
15 Perpustakaan Anak/Taman Bacaan Gampong binaan di 15 Desa di 6 Kabupaten
kota.
-
Telah
memiliki legalitas Nasional Surat Keputusan Menteri HAM dan Hukum republik
Indonesia
Nilai
Minus : - Tidak Memiliki sumber pendanaan sendiri
- Tidak memiliki Mitra kerja tetap
GEDUNG UTAMA (8,5 x 12 m – 2 lantai) terdiri dari :
1)
Ruang
Training ukuran 4,5 x 8 m
Nilai Plus :
- Ruang Permanen
- Lantai belum dikeramik (keramik sudah ada
belum dipasang)
- Telah memiliki toilet sendiri
- Telah memiliki jaringan listrik
-
2)
Ruang Direktur
ukuran 4 x 4 m
Nilai Plus :
- Ruang Permanen
- Telah tersedia meja kerja dan kursi pimpinan
- Telah memiliki lemari arsip sendiri
- Telah memiliki filling cabinet
- Telah memiliki Mesin Ketik Listrik
- Telah Memiliki 1 unit Komputer dan Printer
Nilai Minus : - Meja dan Kursi Staf rusak
- Belum memiliki sofa untuk tamu
- Ruangan agak panas
karena AC belum terpasang
- Lantai belum dikeramik
3)
Ruang Diskusi
ukuran 4 x 8 m
Nilai Plus :
- Ruang Permanen
Nilai Minus : - Kursi dan meja tidak ada
- Lantai belum dikeramik
- Sekat Ruangan Belum terpasang
4)
Ruang Usaha (Aula) ukuran 8,5 x 12 m
Nilai Plus :
- Ruang Permanen
- Lantai sudah dikeramik
- Telah memiliki toilet sendiri
- Telah memiliki jaringan listrik
- Telah memiliki Meja Kursi yang memadai
- Telah memiliki Estalase dan Rak cukup
Nilai Minus : - Belum ada Kichen Set dan space
khusus
- Belum ada plafon
GEDUNG 2 (9 x 12 m – 1 lantai) terdiri dari :
1)
Ruang Perpustakaan Anak ukuran 4 x 8 m
Nilai Plus :
- Ruang Permanen
- Telah
dikeramik
- Memiliki
toilet sendiri
- Telah tersedia Jaringan Listrik
-
Koleksi buku cukup banyak ±10.000 judul dan 12.000 eksemplar
Nilai Minus : - Belum ada komputer dengan program khusus untuk
perpustakaan
- Meja Baca / kursi baca tidak ada
- Ruangan agak panas
karena AC belum terpasang
2)
Ruang Laboratorium Komputer 3,5 x 4,5 m
Nilai Plus :
- Ruang Permanen
- Telah tersedia Jaringan Listrik
Nilai Minus : - Atap masih sementara
- Belum dikeramik
- Belum ada komputer
- Ruangan agak panas
karena AC belum terpasang
3)
Ruang Bimbingan Konseling/Kesehatan ukuran
3x3 m
Nilai Plus :
- Ruang Permanen
- Telah tersedia Jaringan Listrik
Nilai Minus : - Atap sementara
- Kosong belum ada fasilitas apapun
- Belum diplester
4)
Ruang Staf ukuran 4 x 4 m
Nilai Plus :
- Ruang Permanen
- Telah
dikeramik
- Telah tersedia Jaringan Listrik
Nilai Minus : - Belum ada fasilitas apapun
- Ruangan agak panas
karena AC belum terpasang
5)
Ruang Audio Visual ukuran 4,5 x 5 m
Nilai Plus :
- Ruang Permanen
- Telah tersedia Jaringan Listrik
Nilai Minus : - Belum ada fasilitas apapun
- Atap sementara
- Meja / kursi tidak ada
- Ruangan agak panas
karena AC belum terpasang
KESIMPULAN
SWOT
Kekuatan
(strenght)
Untuk
mendukung pengembangan Children Learning Center, YPKGM telah memiliki faktor-faktor yang dapat dianggap sebagai
kekuatan (strenght), antara lain:
1.
Memiliki tenaga kerja terampil dan
berpengalaman;
2.
Telah tersedia infrastruktur dasar, berupa bangunan permanen.
Kelemahan
(weakness)
Namun
selain kekuatan di atas, masih terdapat faktor-faktor yang dapat dianggap
sebagai kelemahan (weakness), antara lain:
1.
Dukungan sarana dan prasarana dan pengembangan kegiatan Children Learning Center masih lemah, karena terbatasnya
pembiayaan;
2.
Terbatasnya SDM yang profesional di bidang pengembang teknologi
informasi dan komunikasi;
Peluang (opportunitis)
|
Beberapa
aspek penting yang dapat dijadikan peluang dalam pengembangan Children Learning Center, antara lain:
1.
Semangat untuk maju dapat dijadikan momentum untuk melakukan
perubahan mendasar di segala bidang, termasuk dalam pengembangan Children Learning Center;
2.
Meningkatnya kesadaran para orang tua, masyarakat akan
pentingnya pendidikan yang semakin luas membawa implikasi pada tuntutan terhadap penyediaan dan pelayanan kegiatan peningkatan SDM generasi muda yang
semakin meningkat. Hal ini merupakan peluang untuk meningkatkan kualitas dan
pelayanan;
3.
Globalisasi, globalisasi memberikan peluang untuk memperluas
jaringan kerjasama regional, nasional maupun internasional, khususnya bagi pendidikan, pengembangan dan penguasaan teknologi informasi dan
komunikasi.
Tantangan (threat)
|
Selain
peluang yang terbuka, terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan
Children Learning Center, antara lain:
1. Kurangnya keselarasan
kebijakan pengembangan pembinaan kegiatan peningkatan SDM generasi muda dengan kebijakan para pemuka
adat dan desa;
2.
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Peningkatan kualitas
dan kuantitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang paling
strategis dalam pengembangan dan
penguasaan teknologi. Dalam hal ini, secara simultan harus dilakukan pengembangannya
baik sumber daya manusia yang terdapat didalam YPKGM sendiri maupun pemuka adat dan aparatur desa serta pemakainya (Enabled
Worker);
Berdasarkan analisis SWOT dan evaluasi diri institusi
terdapat beberapa permasalahan yang terindentifikasi yaitu:
1.
Tidak tersedianya pendanaan yang
cukup/memadai
2.
Belum adanya Donatur dan Mitra tetap
3.
Sarana dan Prasarana yang dimiliki belum
memadai
4.
Unit Usaha yang dikembangkan kekurangan
modal dan sebagian kurang tepat sasaran sehingga belum mampu memberikan
kontribusi yang berarti
Berdasarkan permasalahan yang
terindentifikasi tersebut diatas, maka dapat disimpulakn bahwa langkah
startegis yang harus diambil adalah sebagai berikut:
1.
Tidak tersediaanya pendanaan yang cukup /
memadai
Bila melihat kembali sejarah berdirinya yayasan ini
(silahkan klik disini)
maka tidak mengherankan bila tidak tersedia dana yang mencukupi untuk
pengembangan Children Learning Center ini.
Walaupun disadari bahwa dana tidak cukup untuk mendirikan
Children Learning Center hingga final 100%, namun founder dihadapi pada dilema,
dimana bila pembangunan ini tidak dilakukan, maka dapat dipastikan bahwa dalam
waktu singkat dana yang ada juga akan terkuras habis untuk biaya operasional
yang akibatnya dalam kurun waktu tertentu maka yayasan akan mengalami
kepailitan akibat ketiadaan dana operasional.
Oleh karena itu, walaupun berkesan memaksakan diri,
pendirian Children Learning Center paling tidak sudah meninggalkan asset awal
untuk bergerak maju.
Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut, maka
diputuskan untuk menjual hak kepemilikan asset yayasan tersebut kepada pihak
lain baik pribadi, maupun lembaga, sebesar 40% sehingga diharapkan pelepasan
hak ini akan mampu memberikan suntikan dana yang memadai untuk keberlanjutan
Yayasan dikemudian hari.
Disamping itu pelepasan hak yayasan sebesar 40% ini bukan
hanya terkaitan dengan pendanaan tapi juga berarti memberikan hak kepada pihak
lain untuk ikut menyumbangkan pemikiran, ide kreatif dan kebijakan yang akan
memberikan angin segar bagi perkembangan yayasan dikemudian hari karena dengan adanya
pemikiran-pemikiran baru dari keterlibatan pihak lain maka diprediksi akan ikut
melahirkan inovasi-inovasi bagi perkembangan yayasan dimasa depan.
2.
Belum adanya Donatur dan Mitra tetap
Tidak adanya donatur dan mitra tetap ikut mempengaruhi
kelancaran program-program di yayasan, dan untuk ini butuh upaya dan pendekatan
yang lebih keras dan lebih baik lagi sehingga mampu meyakinkan pihak ketiga
untuk bersedia menjadi donatur dan mitra dari yayasan ini.
Ide-ide kreatif dan program-program yang inovatif ikut
menetukan keberhasilan kita dalam mendapatkan donatur dan mitra tetap ini.
- Sarana dan Prasarana yang dimiliki belum memadai
Selama ini peningkatan sarana dan prasarana di Children
learning Center selalu menajdi prioritas penggunaan dana yang ada, dan
nampaknya berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan selama ini, tindakan ini
tidak tepat, sehingga mengakibatkan sumber dana dari pinjaman Bank terkuras ke
investasi yang berakibat pada kurangnya modal untuk diputarkan dalam usaha
sehingga akibatnya terjadi krisis keuangan sebagaimana kita alamai saat ini.
Oleh karena itu, peningkatan sarana dan prasarana akan
dilakukan secara bertahap dan dengan menggunakan dana yang terpisah dari dana
modal usaha sehingga kita tidak akan mengalami kembali kesulitan finansial
seperti saat ini.
4.
Unit Usaha yang dikembangkan kekurangan
modal dan sebagian kurang tepat sasaran sehingga belum mampu memberikan
kontribusi yang berarti.
Unit Usaha yang dikembangkan selama ini adalah sbb:
a.
Unit Usaha Kelontong : awalnya usaha ini memberikan kontribusi yang berarti, namun daya beli
yang kurang dan munculnya usaha sejenis membuat perputaran usaha menajdi kecil,
dan karena kita tidak melayani permintaan grosir yang berhutang maka pelanggan
lari ke tepat usaha lain. Kesimpulan
: Usaha ini sebaiknya tidak dikembangkan lebih lanjut, karena keuntungan kecil
dengan modal yang relatif besar.
b.
Unit Usaha Photo copy/ATK : awalnya usaha ini juga memberikan kontribusi yang berarti,
namun kemudian muncul usaha sejenis sehingga keuntungan semakin menipis. Kesimpulan : usaha ini dapat
dipertahankan karena walaupun kontribusinya kecil, namun perlengkapan dan peralatan
yang ada sayang bila disia-siakan terlebih lagi modal yang dibutuhkan tidak
besar dan ini juga mendukung usaha ATK yang ada serta kegiatan perpustakaan.
c.
Unit usaha Cofe Shop: usaha ini selama ini kurang diperhatikan sehingga kurang berkembang, baru
akhir-akhir ini dikelola dengan lebih baik dan ternyata memberikan kontribusi
yang lebih besar. Kesimpulan : Unit
usaha ini patut dikembangkan dengan lebih serius terlebih mengingat tempat
usaha ini berada dikawasan wisata sehingga patut dikembangkan lebih serius dan
lebih besar lagi (lebih lanjut akan dibahas pada Potensi Usaha yang Akan
dikembangkan).
d.
Usaha Photo Studio dan Photografer : usaha ini memberikn kontribusi yang berarti, namun
karena kurangnya promosi maka pengguna jasa ini kurang. Kesimpulan : Perlu promosi lebih gencar lagi dan tetap perlu
dilanjutkan.
Berdasarkan uraian usaha yang ada tersebut diatas, maka usaha
photcopy, photostudio perlu dipertahankan keberadaannya mengingat telah
memiliki modal dasar untuk melanjutkan usaha tersebut tanpa perlu mengeluarkan
biaya tambahan lagi, sehingga walaupun kontribusi yang diberikan relatif kecil
tapi dengan biaya operasional yang dibutuhkan
juga relatif rendah maka kontribusinya patut dipertahankan.
Dari kesemuanya usaha tersebut, maka usaha Coffe shop
yang selama ini kurang mendapat perhatian, ternyata patut diprioritaskan
menjadi usaha andalan dan dikembangkan
lebih jauh menjadi usaha wisata kuliner dan untuk ini akan dibahas secara
khusus pada kesempatan lain.